Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk ketimpangan infrastruktur pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) Indonesia, menganalisis dampak kerentanan struktural terhadap efektivitas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), serta merumuskan solusi strategis yang inklusif dan kontekstual. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka, penelitian ini mengkaji data sekunder dari literatur akademik, laporan lembaga internasional, dan dokumen kebijakan pemerintah. Hasil kajian menunjukkan bahwa keterbatasan sarana fisik, kesenjangan digital, kekurangan guru, dan kurikulum yang tidak kontekstual memperkuat ketimpangan hasil belajar PKn di wilayah 3T. Kondisi ini menghambat pembentukan kesadaran kritis, identitas kebangsaan, dan partisipasi warga negara secara substantif. Penelitian juga menemukan bahwa penguatan PKn berbasis kearifan lokal, teknologi adaptif, dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, serta NGO berperan penting dalam menjembatani kesenjangan struktural. Oleh karena itu, kebijakan afirmatif yang responsif terhadap kondisi lokal menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan kewarganegaraan yang adil, demokratis, dan memberdayakan seluruh warga negara.
Copyrights © 2025