Penelitian ini menyoroti Surabaya sebagai kota metropolis terbesar kedua setelah Ibukota Jakarta, dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan menjadi dampak pembangunan yang signifikan terhadap okupansi lahan serta area tangkap bagi nelayan di sepanjang pesisir kota. Tantangan yang dihadapi tidak hanya terbatas pada wilayah terdampak secara langsung oleh pembangunan dermaga Teluk Lamong, tetapi juga melibatkan masyarakat lokal dan nelayan pesisir. Fokus penelitian ini adalah menggali persepsi dan pengalaman masyarakat lokal dan nelayan pesisir Tambak Osowilangun Surabaya terkait dampak lingkungan dari pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong sebelum dan sesudah pembangunan. Dalam upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan, penelitian ini menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat lokal dan perusahaan, dengan memperhatikan pendekatan ekosentris dan antroposentris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi program Sustainable Business PT. Pelindo III di Pelabuhan Teluk Lamong masih dihadapkan pada tantangan internal dan eksternal, seperti banjir rob laut yang mengancam pemukiman kampung serta potensi kehilangan ruang hidup bagi nelayan pesisir. Implementasi Social Impact dan program Corporate Sustainability juga dinilai belum berkelanjutan dan masih bersifat temporer atau momentual.
Copyrights © 2025