Pembelajaran IPAS materi enam benua di sekolah dasar masih menghadapi tantangan signifikan dalam menciptakan pemahaman konseptual dan spasial yang mendalam pada siswa. Dominasi pendekatan konvensional berbasis ceramah dan buku teks terbukti kurang efektif dalam memfasilitasi pemahaman geografi yang bermakna, mengakibatkan rendahnya keterlibatan siswa dan kesulitan dalam memahami konsep spasial kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat awal pemahaman siswa terhadap materi enam benua, mengeksplorasi strategi implementasi media kartu kuartet, dan mengkaji dampaknya terhadap transformasi pembelajaran IPAS. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus yang melibatkan 20 siswa kelas VI dan satu guru. Data dikumpulkan melalui observasi pembelajaran, wawancara mendalam, dan dokumentasi aktivitas menggunakan teknik triangulasi untuk memastikan kredibilitas temuan. Hasil penelitian menunjukkan transformasi signifikan dalam dinamika pembelajaran dimana media kartu kuartet berhasil mengubah paradigma dari teacher-centered menjadi student-centered yang interaktif dan kolaboratif. Temuan mengungkap bahwa siswa menunjukkan antusiasme tinggi, keterlibatan aktif dalam diskusi kelompok, dan kemampuan transfer kreatif konsep geografis yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Fenomena tutor sebaya muncul secara spontan, menciptakan ekosistem pembelajaran regeneratif dimana setiap siswa bergantian menjadi pembelajar dan pengajar. Media kartu kuartet terbukti efektif sebagai katalis pedagogis yang memfasilitasi konstruksi pemahaman spasial melalui zona perkembangan proksimal dan menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif.
Copyrights © 2025