Pertumbuhan ekonomi nasional menempatkan sektor pertanian sebagai penopang strategis melalui penyediaan pangan, serapan kerja, dan kontribusi devisa. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses kolaborasi, mengidentifikasi kendala implementasi, dan merumuskan strategi peningkatan efektivitas tata kelola kolaboratif dalam pelatihan pengelolaan hasil pertanian bagi narapidana. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Hasil menunjukkan kolaborasi mampu meningkatkan keterampilan teknis, kepercayaan diri, dan kesiapan kerja warga binaan, disertai praktik pembelajaran partisipatif, kurikulum berbasis kompetensi, serta adopsi awal pemasaran digital. Namun, efektivitas program dibatasi oleh ketiadaan evaluasi pascapelatihan yang sistematis, keterbatasan sumber daya dan fasilitas, ketidaksinkronan jadwal antarmitra, jejaring pemasaran yang lemah, serta stigma sosial pasca-bebas. Implikasi kebijakan menekankan penguatan mekanisme monitoring–evaluasi berbasis indikator, kemitraan dengan industri/UMKM untuk magang dan penempatan kerja, akselerasi transformasi digital pemasaran, pemberian insentif bagi pemberi kerja ramah mantan narapidana, dan program inklusi komunitas guna menekan residivisme serta memperluas dampak sosial-ekonomi.
Copyrights © 2025