Overkapasitas di lembaga pemasyarakatan menimbulkan dampak prisonisasi yang berkontribusi pada tingginya angka residivis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi program pembinaan kepribadian di Lapas Kelas IIA Serang dengan menggunakan Model Evaluasi Kirkpatrick yang meliputi empat dimensi yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi reaksi, narapidana merespon positif kegiatan pembinaan seperti band, hadroh, pengajian, dan pramuka dengan antusiasme yang tinggi. Pada dimensi pembelajaran, narapidana memperoleh pengetahuan baru, peningkatan keterampilan, serta perubahan sikap ke arah yang lebih baik. Dimensi perilaku memperlihatkan adanya internalisasi nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan spiritualitas yang tercermin dalam aktivitas sehari-hari. Pada dimensi hasil, program pembinaan berdampak positif pada peningkatan produktivitas, kesiapan reintegrasi sosial, dan motivasi untuk tidak mengulangi tindak pidana. Namun, terdapat hambatan seperti keterbatasan petugas, sarana prasarana yang tidak memadai, minimnya tenaga ahli, belum adanya SOP khusus, kurangnya kerjasama eksternal, dan ketiadaan penghargaan formal bagi narapidana
Copyrights © 2025