Keberagaman etnis, agama, dan budaya di Kabupaten Lampung Timur telah menciptakan dinamika sosial yang kompleks yang menuntut strategi komunikasi bisnis yang adaptif dan inklusif. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana komunikasi bisnis dapat dipadukan dengan nilai-nilai budaya lokal sebagai instrumen resolusi konflik dan penguatan iklim usaha di wilayah multikultural. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dihimpun melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh adat, pelaku usaha, dan aparat pemerintah, serta dokumentasi literatur dan kebijakan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa forum Ambengan, Tradisi Damai, dan sistem adat Keratuan Melinting berfungsi sebagai mekanisme strategis dalam memperkuat kepercayaan, memperluas jaringan usaha, serta menyelesaikan konflik melalui musyawarah dan persaudaraan. Temuan ini menegaskan bahwa komunikasi bisnis tidak sekadar sarana pertukaran informasi, melainkan juga instrumen budaya yang mendukung stabilitas sosial dan pembangunan berkelanjutan. Implikasi penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pelaku usaha dan pembuat kebijakan untuk merevitalisasi kearifan lokal sebagai modal sosial dalam menghadapi tantangan globalisasi
Copyrights © 2025