Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya representasi stereotip perempuan dalam media, khususnya film, yang mengukuhkan budaya patriarki. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana film Tuhan Izinkan Aku Berdosa merepresentasikan perlawanan terhadap stereotip perempuan dalam konteks sosial budaya Indonesia. Teori semiotika Roland Barthes digunakan sebagai landasan teoritik untuk mengkaji tanda-tanda berupa denotasi, konotasi, dan mitos yang muncul dalam film serta bagaimana makna tersebut dikonstruksi dalam narasi visual. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis semiotika, observasi non-partisipan terhadap adegan-adegan terpilih, dan studi pustaka. Penelitian ini menemukan bahwa film tersebut secara kuat menghadirkan simbol perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender, otoritas patriarki, serta normalisasi pelecehan seksual. Melalui karakter Kiran, film menampilkan agen perempuan yang kritis, berani, dan mampu menantang sistem opresif. Hasil ini menunjukkan hubungan antara struktur kekuasaan patriarki dan representasi perempuan dalam media. Film ini tidak hanya mencerminkan ketimpangan gender, namun juga mendekonstruksi mitos sosial melalui pesan feminisme radikal dan feminisme gelombang ketiga, yang menjadi strategi komunikasi efektif dalam mendorong kesetaraan gender.
Copyrights © 2025