Toxic online disinhibition effect ialah kecenderungan negatif dari fenomena online disinhibition effect, yakni kondisi di mana individu berperilaku yang tidak sesuai dengan dirinya yang biasa di dunia nyata ketika online. Generasi Z merupakan kategori usia yang memiliki keaktifan tinggi dalam menggunakan internet dan media sosial dengan rata-rata penggunaan lebih dari empat jam sehari. Tingginya intensitas penggunaan ini berpotensi dapat menyebabkan individu mengalami penurunan self control ketika berinteraksi di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana self control berpengaruh terhadap toxic online disinhibition effect pada generasi Z pengguna aplikasi X. Self control merupakan salah satu prediktor terhadap munculnya toxic online disinhibition effect. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan 478 subjek generasi Z pengguna aktif aplikasi X. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu Skala Kontrol Diri Singkat Versi Indonesia (Operasionalisasi De Ridder et al., 2011) yang dikembangkan oleh Arifin dan Milla (2020) dan Online Disinhibition Scale-Toxic (ODS-T) yang telah dikembangkan oleh Udris (2014) berdasarkan dimensi online disinhibition effect yang digagas oleh Suler (2004) dan telah diadaptasi oleh Kiswantomo et al. (2022) ke dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis data penelitian menemukan bahwa self control berpengaruh negatif signifikan terhadap toxic online disinhibition effect sebesar 3.4% (R2), di mana semakin meningkat self control, maka semakin menurun toxic online disinhibition effect-nya dan begitu pula sebaliknya. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengembangan self control dalam membentuk interaksi digital yang lebih aman dan sehat, terutama bagi generasi muda seperti generasi Z.
Copyrights © 2025