Buah sukun memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan serta menjadi bahan pangan alternatif yang mendukung ketahanan pangan. Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Pertanian, pada tahun 2021 telah membagikan bibit sukun yang diperkirakan akan mulai berbuah pada tahun 2025. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan buah sukun ini untuk mendukung kemandirian pangan. Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Dinas Pertanian dan kelompok tani sukun, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana pengenalan teknologi tepat guna, serta minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan buah sukun. Oleh karena itu, pengenalan teknologi sederhana dalam pengolahan buah sukun sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Kota Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) dan tenaga penyuluh pertanian. Metode yang digunakan meliputi ceramah dan diskusi untuk memperluas wawasan tentang potensi sukun, serta praktikum untuk meningkatkan keterampilan dalam menerapkan teknologi sederhana seperti pengeringan (drying), emulsifikasi (emulsification), dan pemanggangan (baking). Evaluasi dilakukan melalui pre-test, post-test, dan observasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta telah memahami potensi buah sukun dan mengenal prinsip-prinsip teknologi pengolahan pangan sederhana. Peserta juga mampu mengimplementasikan teknologi tersebut dalam pengolahan buah sukun menjadi berbagai produk, seperti tepung, nugget, brownies, muffin, wingko babat, dan saus sambal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025