Minat generasi muda terhadap kuliner Nusantara semakin menurun akibat dominasi makanan cepat saji dan waralaba asing, sehingga mengancam keberlanjutan kuliner tradisional sebagai identitas budaya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan keterampilan generasi milenial dalam membuat kue tradisional Banjar, amparan tatak, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya lokal. Pelatihan dilaksanakan di Asrama Putri Amandit, Banjarmasin Utara, pada 16 Agustus 2025, diikuti oleh 12 peserta dari total 18 target. Metode kegiatan meliputi sosialisasi, praktik langsung pembuatan amparan tatak varian original dan nangka, serta evaluasi menggunakan angket. Hasil evaluasi menunjukkan 92% peserta merasa puas, 83% mampu mempraktikkan ulang secara mandiri, bahkan ada yang terinspirasi untuk mencoba menjualnya pada bulan Ramadhan (karena kue amparan tatak termasuk kue khas untuk berbuka puasa bagi masyarakat Banjar), dan 75% termotivasi untuk melestarikan kuliner Banjar. Temuan ini menegaskan bahwa pelatihan kuliner tradisional dapat menjadi strategi efektif dalam memperkuat identitas budaya dan meningkatkan ketertarikan generasi muda terhadap kuliner Nusantara.
Copyrights © 2025