Puyer atau serbuk adalah campuran kering dari berbagai bahan obat atau zat kimia yang sudah dihaluskan. Salah satu tantangan dalam pembuatan puyer adalah ketidakseimbangan dosis akibat pembagian yang kurang merata. Hal ini bisa berdampak pada bobot tiap bungkus puyer, yang jika tidak seragam, bisa memengaruhi efektivitas pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengecek apakah puyer paracetamol yang diracik di Puskesmas Kecamatan Kurun memiliki bobot dan kadar obat yang seragam. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif dengan metode cross sectional. Untuk uji laboratoriumnya, digunakan alat timbangan analitik dan spektrofotometer UV-Vis, serta dilakukan penghitungan simpangan baku, LOD & LOQ, presisi, dan akurasi.Hasil pengujian menunjukkan bahwa 10 bungkus puyer dari masing-masing puskesmas dinilai memenuhi standar jika nilai penerimaan (NP) berada di bawah atau sama dengan 15%. Bila NP lebih dari 15%, maka dilakukan pengujian tambahan. Nilai NP dari Puskesmas 1 adalah 10,026% dan dari Puskesmas 2 adalah 14,394%, yang berarti keduanya lulus uji keseragaman bobot. Sayangnya, saat diuji lebih lanjut untuk melihat keseragaman kandungan zat aktif paracetamol-nya, hasil dari kedua puskesmas tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi VI tahun 2020.
Copyrights © 2025