ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji penelitian ini mengkaji penggunaan diksi dan gaya retorika dalam debat calon gubernur dan wakil gubernur Aceh 2024. Dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus, analisis dilakukan menggunakan kerangka Analisis Wacana Kritis (AWK) Fairclough. Data diperoleh dari transkrip resmi, rekaman video, dan laporan media. Hasil analisis menunjukkan empat tema utama: retorika Islami, populisme lokal, narasi syariat dan keadilan, serta retorika kontras yang insinuatif. Para kandidat menggunakan diksi seperti “rakyat kecil”, “bermarwah syariat”, dan “pemimpin amanah” untuk membangun citra politik yang selaras dengan identitas kolektif masyarakat Aceh. Temuan ini menunjukkan bahwa bahasa dalam debat politik tidak hanya menyampaikan program, tetapi juga merepresentasikan ideologi dan nilai budaya. Penelitian ini memperkaya studi komunikasi politik dan memberikan panduan praktis bagi aktor politik dalam menyusun pesan yang persuasif, etis, dan berakar pada konteks budaya lokal.
Copyrights © 2025