Permasalahan utama dalam pengolahan bijih nikel laterit adalah perbedaan kadar nikel antar tumpukan (stockpile), di mana sebagian besar bijih memiliki kadar di bawah cut off grade (COG) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk itu, dilakukan proses blending atau pencampuran antara bijih berkadar tinggi dan rendah guna memperoleh kadar rata-rata yang memenuhi standar pengolahan pabrik. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan serta data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur terkait. Data kadar nikel (Ni) dan tonase dari setiap dome dianalisis menggunakan perhitungan blending guna menentukan kadar rata-rata keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rata-rata nikel sebelum blending bervariasi antara 1,36% hingga 2,34% dengan total tonase 10.160 ton. Setelah dilakukan blending, kadar rata-rata keseluruhan meningkat menjadi 1,77% yang telah memenuhi batas minimum pengolahan pabrik. Penerapan metode blending terbukti efektif dalam memanfaatkan bijih berkadar rendah agar tetap bernilai ekonomis, sekaligus mengurangi potensi kehilangan sumber daya (ore loss). Selain meningkatkan efisiensi dan produktivitas tambang, metode ini juga mendukung prinsip sustainable mining melalui pemanfaatan sumber daya mineral secara optimal dan berkelanjutan. Dengan demikian, metode blending direkomendasikan sebagai strategi pengelolaan sumber daya nikel yang efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan, khususnya pada tambang laterit di wilayah Sorowako dan sekitarnya.
Copyrights © 2025