When someone migrates to a new area, they inevitably face challenges and require time to adjust to the local environment and new culture. The process of adaptation experienced by migrants when encountering different cultures often leads to Culture Shock. The purpose of this study is to describe the phenomenon of Culture Shock in the social adaptation of youth from Pulau Halang who migrate to Jakarta. This research employs a qualitative approach, utilizing a phenomenological method, and is supported by concepts of Culture Shock and social adaptation. The findings indicate that youth from Pulau Halang who migrate go through several stages in their adjustment process. It begins with an optimistic phase full of enthusiasm, followed by a phase of disappointment marked by discomfort or surprise. Subsequently, the youth experience a recovery phase where they become more stable, and finally, a phase of adjustment where they feel more comfortable and can adapt by adopting communication styles and managing their time in accordance with Jakarta's societal tempo. Ketika seseorang merantau ke suatu daerah baru, tentunya akan menghadapi tantangan dan memerlukan waktu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan setempat dan budaya baru. Proses adaptasi yang dialami perantau ketika berhadapan dengan budaya yang berbeda seringkali mengakibatkan Culture Shock. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fenomena Culture Shock dalam adaptasi sosial remaja Pulau Halang yang merantau ke Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, serta konsep yang mendukung yaitu Culture Shock dan adaptasi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja Pulau Halang yang merantau melewati beberapa tahapan dalam penyesuaian diri mereka. Diawali dengan fase optimis yang penuh dengan rasa antusias, kemudian dengan fase kekecewaan yakni muncul rasa ketidaknyamanan atau kejutan. Setelah itu, remaja juga mengalami fase pemulihan yang lebih stabil dan akhirnya tahap fase penyesuaian atau mereka mulai merasa lebih nyaman dan dapat beradaptasi dengan dapat mengikuti gaya komunikasi dan bisa mengatur waktu sesuai dengan tempo masyarakat di Jakarta.
Copyrights © 2025