Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan distribusi ukuran butiran tanah yang diperoleh melalui metode pengayakan kering (dry sieving) dan pengayakan basah (wet sieving). Pengujian dilakukan pada tiga sampel tanah berjenis clay yang diambil dari lokasi berbeda. Metode dry sieving dilakukan tanpa perlakuan pencucian sehingga seluruh fraksi butiran, termasuk partikel halus, tetap terukur. Sebaliknya, metode wet sieving menggunakan pencucian dengan air sehingga partikel halus (<0,075 mm) terbilas dan terpisah dari sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode dry sieving menghasilkan persentase fraksi halus yang lebih tinggi dibandingkan wet sieving. Perbedaan ini disebabkan oleh hilangnya partikel lanau dan lempung pada proses wet sieving. Parameter gradasi yang dihitung, seperti koefisien uniformitas (Cu) dan koefisien kelengkungan (Cc), menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tergolong pasir bergradasi baik (well graded sand) dengan kandungan fraksi halus rendah. Perbedaan distribusi ukuran butiran antara kedua metode memiliki implikasi penting terhadap interpretasi sifat fisik dan mekanik tanah, terutama terkait permeabilitas dan sifat kohesi. Kata Kunci: Distribusi ukuran butiran, dry sieving, wet sieving, gradasi tanah, sifat fisik tanah
Copyrights © 2025