Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi mahasiswa UINSI Samarinda terkait fenomena “flexing melalui instagram”. Dewasa ini budaya flexing tengah melanda manusia melewati sosial media. Flexing sendiri mempunyai arti yaitu menunjukkan sesuatu yang bermaksud untuk memamerkan kemewahan supaya mendapatkan pengakuan dari khalayak ataupun demi eksistensi. Flexing juga merujuk pada perilaku menampilkan prestasi mereka secara berlebihan. Peristiwa flexing yang timbul tak lepas dari media sosial seperti Instagram yang membuat orang tertarik untuk mengekspos diri dan mendapatkan pengakuan. Penelitian ini juga untuk mengkaji persepsi mahasiswa UINSI Samarinda terhadap flexing melalui Instagram. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan Teknik data sekunder untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa mahasiswa UINSI Samarinda mereka masih beranggapan bahwasannya antara mereka sulit membedakan antara flexing dengan personal branding. sehingga mereka memiliki kecendrungan terhadap perilaku flexing dan mereka melakukannya dalam berbagai bentuk, seperti mengunggah video atau foto yang menampilkan kekayaan mereka. Dari penelitian ini kita dapat menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa UINSI Samarinda terhadap flexing melalui Instagram sangat positif, dan mereka melakukannya dalam berbagai bentuk untuk menunjukkan kekayaan dan prestasi mereka.
Copyrights © 2024