AbstrakBagaimna kalau seorang perempuan musuh menyelinap menjadi kekasih dan menggunting habis sumber kekuatan kekasihnya? Bagaimana kalau kepiawaian politik si kancil bisa menaklukkan Gajah, harimau, buaya, ataupun anjing pak tani, yang selama ini menginjak-injaknya? Bagaimana kalau kaum buruh (atau proletar; atau apa pun) yang selama ini ditindas, bersatu dan menumbangkan sentra-sentra kekuatan kapitalisme? Bagaimana kalau perempuan bersatu dalam sebuah gerakan pan-feminisme untuk mendekonstruksikan semua hegemoni pria? Adakah Tuhan betu-betul tega membela yang lemah dengan membunuh anak lelaki sulung dari setiap keluarga suku yang kuat? Bagaimana….dan bagaimana…. Seterusnya bagaimana, kiamat, titik.Pertanyaan beruntun Alois ini seharusnya menjadi pertanyaan-pertanyaan milenium, abad ke-21 yang merupakan abad megamoralitas. Sementara perbudakan adalah cara hidup normal pada zaman keemasan filsafat Yunani. Imperialisme adalah cara hidup normal pada zaman keamanan Romawi. Namun sisa-sisa perbudakan dalam bentuk diskriminasi dan politik apartheid baru terhapus dari muka bumi pada abad ke-20. penjajahan baru hapus dari sebagian besar wilayah bumi pada abad ke-20. Adakah pembebasan berarti menaklukan yang menindas, dalam keduanya, terhadap ditemukan satu kata kunci, yakni penaklukan moralitas ekonomi yang banyak ragamnya?Kata kunci : Megamoralitas, virture, distribution, ntangibility, Inseparability, Varibility, Perishabilty.
Copyrights © 2013