Salah satu usaha untuk mengantisipasi adanya kekeliruan suatu perencanaan konstruksi dapat dideteksi dari awal melalui software BIM (Building Information Modeling) yang mampu mendeteksi konflik (clash detection) antar sistem struktur, arsitektur, maupun MEP. Sebelum adanya software BIM, konflik di antara bangunan ini yang merupakan salah satu penyebab biaya konstruksi menjadi berlebihan, sehingga penggunaan software BIM ini menjadi solusi untuk penghematan dalam masa konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis adanya temuan konflik pada perencanaan struktur lantai atas (dalam hal ini lantai 24, sebagai lantai tipikal, lantai atap, LMR, dan atap LMR) pada sebuah proyek apartemen di Jakarta. Alur identifikasi deteksi konflik adalah dengan melakukan pemodelan di software Revit dengan data gambar forcon, kemudian model tersebut dimasukkan ke dalam software Naviswork Manage. Pada software Naviswork Manage, dapat digunakan fitur Clash Detective untuk mengidentifikasi konflik yang terjadi antar struktur bangunan. Setelah diinput ternyata ditemukan total 121 titik clash Antara sistem struktur, arsitektur dan Plumbing yang terjadi di lantai 6 sampai lantai atap LMR. Di lantai 24, terjadi 95 titik konflik, diantaranya adalah 93 titik konflik antara sistem arsitektur dan 2 titik konflik antara sistem struktur dan plumbing. Adapun di lantai atap, LMR, dan atap LMR, terjadi konflik sebanyak 26 titik. Dari hasil penelitian akibat penerapan clash detection, biaya yang dapat dihemat adalah lebih dari 30 juta rupiah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023