Penelitian ini didorong oleh maraknya intoleransi beragama baik dalam skala kecil maupun besar. Memerangi masalah ini membutuhkan upaya kolektif—tidak hanya dari pemerintah dan lembaga pendidikan, tetapi juga dari masyarakat akar rumput. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai toleransi diinternalisasi dalam Komunitas Gusdurian UIN Walisongo, sebuah kelompok yang dikenal mempromosikan toleransi beragama. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Analisis mengikuti model Miles dan Huberman: pengurangan data, tampilan data, dan verifikasi. Penelitian ini menemukan bahwa internalisasi toleransi dilakukan melalui tiga pendekatan utama: kajian dan diskusi tekstual, kampanye media sosial, dan kegiatan sosial berbasis masyarakat. Metode ini secara efektif menanamkan nilai-nilai toleransi pada anggota, membantu mereka menjadi lebih inklusif, adaptif, dan transformatif dalam mengatasi keragaman agama.
Copyrights © 2025