Penelitian ini menyelidiki bagaimana al-Qur’an memilki fungsi selain sebagai petunjuk , tetapi sebagai tradisi (amalan rutin) pembacaan al-Qur`an yang dilahirkan dari praktik komunal sebagai bentuk dari respon sosial masyarakat atau komunitas tertentu terhadap al-Qur`an. Dalam hal ini adalah pondok pesantren ar-Raudhah Cileunyi Bandung. Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegiatan pembacaan ayat 15 (QS.ali-‘Imran : 1-2 dan 18, QS.al-An`am : 95, QS.al-Ra`d : 31, QS.Yasin : 82, QS.al-Fatihah : 2, QS.Qaf : 15, QS.al-Hadid : 4 dan 25, QS.al-Taghabun : 13, QS.al-Thalaq : 3, QS.al-Jin : 28, QS.al-Muzzammil : 9, QS.al-Naba : 38, QS.‘Abasa : 18-19, QS.al-Takwir : 20, QS.al-Buruj : 20-22). Pembahasannya lebih difokuskan pada bagaimana tradisi pembacaan ayat 15 di Pondok Pesantren al-Raudhah mampu memberikan kontribusi secara kognitif dan afektif bagi para santri yang sedang belajar di pesantren. teknik pengumpulan data yang penulis melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Melalui teori resepsi Steven M. Cafee menunjukkan aspek subjektif dari santri berkaitan dengan aspek kognitif, afektif , konatif dalam pembelajaran yang dilakukan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024