Program vaksinasi booster COVID-19 merupakan strategi pemerintah Indonesia untuk memperkuat kekebalan masyarakat pasca pandemi. Meski demikian, capaian target di berbagai daerah, termasuk Provinsi Sulawesi Utara, belum optimal. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas kebijakan vaksinasi booster dengan menelaah data kesehatan masyarakat serta perspektif pemangku kepentingan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan delapan informan kunci, terdiri atas pejabat dinas kesehatan, kepala puskesmas, pemegang program, dan masyarakat penerima vaksin. Data diperoleh melalui wawancara mendalam serta observasi, kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil menunjukkan cakupan vaksinasi booster di Kota Manado baru mencapai 46,2%, jauh di bawah target 80% untuk pembentukan herd immunity. Rendahnya capaian dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang menganggap COVID-19 sudah terkendali serta hambatan distribusi vaksin. Namun, sebagian besar informan menilai booster tetap penting sebagai proteksi spesifik untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Temuan ini konsisten dengan studi terdahulu yang menekankan pentingnya komunikasi, distribusi merata, dan dukungan kebijakan berkelanjutan. Kesimpulannya, implementasi vaksinasi booster di Sulawesi Utara berjalan, tetapi belum efektif. Peningkatan edukasi publik, pemerataan akses vaksin, serta penguatan sistem monitoring sangat dibutuhkan.
Copyrights © 2025