Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menurunkan tingkat kecacatan pada proses pembuatan cetakan camshaft melalui pendekatan terintegrasi antara Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan 2-Sample T-test. Latar belakang penelitian ini berangkat dari tingginya rasio cacat total sebesar 1,00%, melebihi target perusahaan sebesar 0,5%. Analisis kualitatif diawali dengan Fishbone diagram untuk mengidentifikasi akar penyebab cacat, yang kemudian divalidasi menggunakan FMEA. Hasil analisis FMEA menunjukkan empat mode kegagalan utama dengan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi, yaitu operator tidak memahami instruksi, pola cetakan berkarat, pola cetakan kotor, serta instruksi kerja yang tidak jelas. Rekomendasi perbaikan difokuskan pada revisi instruksi kerja, penerapan prosedur pembersihan pola cetakan, dan pelatihan operator. Selanjutnya, uji 2-Sample T-Test digunakan untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan dengan membandingkan data sebelum dan sesudah intervensi. Uji normalitas menggunakan Ryan-Joiner (Shapiro-Wilk) memastikan validitas uji parametrik. Hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan nilai p < 0,05, dimana total rasio kecacatan cetakan poros kam menurun dari 1,00% menjadi 0,51%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi metode FMEA dan 2-Sample T-Test tidak hanya mampu mengidentifikasi akar penyebab dan prioritas perbaikan secara sistematis, tetapi juga memverifikasi efektivitas intervensi secara kuantitatif. Pendekatan ini dapat diadaptasi pada berbagai proses manufaktur lain guna meningkatkan kualitas produk dan daya saing industri.
Copyrights © 2025