Gaya hidup dianggap sebagai perilaku utama yang mencerminkan status kesehatan individu lanjut usia, termasuk masalah seperti tekanan darah tinggi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 60% faktor gaya hidup seseorang berhubungan dengan kesehatan dan kualitas hidup mereka. Di Indonesia, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 38,7% pada tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Pada tahun yang sama, data di Jawa Timur menunjukkan 37,4% masyarakat terdiagnosis hipertensi (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2019). Studi pendahuluan yang dilakukan pada 6 September 2023 menemukan bahwa 24 dari 30 partisipan lansia menderita hipertensi. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap gaya hidup tidak sehat adalah niat berperilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan niat berperilaku dengan gaya hidup pada lansia penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Jember Kidul. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian terdiri dari 37 lansia, dimana 34 partisipan yang memenuhi kriteria inklusi dipilih melalui simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji eksak Fisher. Temuan menunjukkan bahwa 28 responden (82,3%) menunjukkan niat berperilaku lemah, sedangkan 6 (17,7%) menunjukkan niat kuat. Selain itu, 27 peserta (79,4%) memiliki gaya hidup tidak sehat, dan 7 (20,6%) memiliki gaya hidup sehat. Uji eksak Fisher menghasilkan nilai p sebesar 0,01, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara niat berperilaku dan gaya hidup pada individu lanjut usia yang menderita hipertensi. Niat berperilaku yang lemah berkontribusi terhadap prevalensi gaya hidup tidak sehat pada kelompok ini.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025