<![CDATA[Pelayanan farmasi klinis di apotek merupakan aspek penting untuk menjamin mutu, keamanan, dan efektivitas penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek wilayah Kapanewon Minggir, Sleman, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan mixed method melalui observasi dokumen, observasi pelaksanaan, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengkajian resep (86–91%) dan dispensing (86–93%) sudah terlaksana dengan baik, sedangkan pelayanan informasi obat (28,5%) dan konseling (50–100%) belum terlaksana secara menyeluruh dan konsisten antar apotek. Sementara itu, layanan home pharmacy care, pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping obat belum terlaksana sama sekali (0%). Hambatan utama yang diidentifikasi meliputi keterbatasan jumlah apoteker, beban kerja yang tinggi, kurangnya dokumentasi, serta minimnya kesadaran dan dukungan sistem. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwa penerapan pelayanan farmasi klinis di apotek Kapanewon Minggir belum optimal dan masih jauh dari standar PMK 73/2016, sehingga diperlukan penguatan kapasitas apoteker, penambahan tenaga, serta sistem pendukung agar kualitas layanan farmasi klinis dapat ditingkatkan.]]>
Copyrights © 2025
