Desa Melayu Ilir terletak di wilayah lahan basah, memiliki angka pernikahan dini yang tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pernikahan dini banyak terjadi di daerah dengan tingkat pendidikan rendah dan kondisi ekonomi yang kurang stabil. Kondisi ini relevan dengan situasi di Desa Melayu Ilir, di mana akses terhadap pendidikan masih terbatas dan banyak keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi. Upaya pencegahan pernikahan dini dilakukan dengan intervensi berbasis komunitas untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang risiko pernikaan dini melalui edukasi, diskusi kelompok dan kegiatan pemberdayaan remaja melalui pembentukan komunitas anti pernikahan dini. Kegiatan terdiri dari penyuluhan tentang pernikahan dini dan pelatihan pemasaran digital. Indikator yang digunakan untuk evaluasi sebelum dan setelah penyuluhan adalah pengetahuan dan sikap tentang pernikahan dini. Rerata skor pengetahuan sebelum edukasi adalah 5.5, dan sikap 16.9. Sedangkan rerata skor pengetahuan setelah edukasi adalah 7.3 dan sikap 17.2. Hasil uji beda dengan Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan skor pengetahuan tapi tidak terdapat perbedaan skor sikap sebelum dan setelah edukasi. Kesimpulannya adalah kegiatan edukasi dan pemberdayaan remaja melalui pembentukan komunitas anti pernikahan dini dapat meningkatkan pengetahuan remaja di desa Melayu Ilir.
Copyrights © 2025