Kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Riso bersama Kelompok Tani Bukit Subur dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam pengelolaan keuangan secara cerdas, penerapan pertanian berkelanjutan, dan perluasan akses pasar produk kakao, terutama di tengah tingginya harga kakao saat ini. Permasalahan utama yang dihadapi kelompok adalah rendahnya literasi keuangan, rendahnya penerapan teknik pertanian ramah lingkungan, serta terbatasnya jaringan pemasaran yang membuat peluang harga kakao tinggi belum bisa dimaksimalkan oleh petani. Metode yang digunakan meliputi identifikasi masalah melalui survei dan diskusi kelompok, pelatihan interaktif keuangan dan teknik pertanian organik, demonstrasi di lahan, serta pendampingan intensif dan evaluasi melalui kuesioner dan wawancara. Sebanyak 25 anggota kelompok tani terlibat aktif dalam pelatihan keuangan, praktik pertanian, dan pemasaran digital. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan pencatatan dan pengalokasian keuangan, bertambahnya anggota yang menerapkan pertanian berkelanjutan, serta meluasnya akses pasar dan kemitraan dengan pengusaha. Penurunan jumlah anggota ragu-ragu serta bertambahnya kepercayaan diri dalam seluruh indikator membuktikan efektivitas pendekatan partisipatif dan sinergis. Temuan utama memperkuat teori bahwa edukasi literasi keuangan, inovasi pertanian, dan jejaring pasar sangat penting dalam pemberdayaan petani kakao desa. Kesimpulannya, keterlibatan aktif masyarakat dan pendampingan berkelanjutan sangat penting untuk memaksimalkan kesempatan ekonomi dari harga kakao tinggi dan mendorong kemandirian kelompok tani.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025