Pasien geriatri umumnya mengalami kerentanan terhadap berbagai macam penyakit karena menurunnya fungsi organ tubuh salah satunya adalah gangguan penyakit saraf. Ketidaktepatan penggunaan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf berdasarkan Beers Criteria 2015 banyak dilaporkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi resiko ketidaktepatan peresepan obat dengan diagnosis gangguan saraf pada pasien geriatri rawat inap berdasarkan Beers Criteria 2015 pada kategori obat yang harus digunakan dengan hati-hati di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medik pasien geriatri dengan diagnosis gangguan saraf di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari - Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dari 153 rekam medik pasien yang masuk kriteria inklusi. Data dianalisis berdasarkan guideline American Geriatrics Society Beers Criteria 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 153 pasien geriatri di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang masuk dalam kriteria inklusi terdapat 85 pasien (55,6%) teridentifikasi Potentially Inappropiate Medications (PIMs). Potentially Inappropiate Medications yang termasuk pada kategori obat yang digunakan dengan hati-hati pada pasien geriatri persentase terbanyak yaitu furosemid sebanyak 37 penggunaan (71,2) diikuti dengan manitol 13,5%, klorpromazin (5,8%), haloperidol (3.8%), sedangkan spironolakton, fluoxetine dan amitriptilin masing-masing adalah 1.9%.
Copyrights © 2019