Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Analgetik di Kecamatan Cangkringan Sleman Cahyaningsih, Indriastuti; Wiedyaningsih, Chairun; Kristina, Susi Ari
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1060

Abstract

Banyaknya pilihan obat bebas golongan analgetik menyebabkan masyarakat kesulitan memilih obat yang tepat dan cenderung memilih tanpa mengetahui kesesuaian khasiat dan mutu obat dengan penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan analgetik di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan One-Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengikutsertakan 33 responden. Tingkat pengetahuan diperoleh melalui pengisian kuesioner pada saat pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum penyuluhan, sedangkan post-test dilaksanakan 1 bulan setelah penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan satu kali dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet. Uji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dianalisis menggunakan  paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong sedang (48,48%) dan setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong tinggi (84,84%). Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan tentang analgetik yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan (p = 0,000) dengan kenaikan sebesar 26,36%. Disimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan alat bantu leaflet dapat meningkatkan pengetahuan tentang analgetik. A large number of analgesic nonprescription drugs make people difficult to choose the right medication and tend to choose without knowing the suitability between the efficacy and quality of medicines and their diseases. This study aims to determine the effect of the education with the lecture method and leaflet toward the level of public knowledge about the use of analgesics in Cangkringan, Sleman Regency, Yogyakarta.This research was quasi-experimental research design with one-group pretest-posttest design. Sampling method was purposive sampling with 33 respondens. Level of knowledge were obtained through questionnaires at pretest and posttest. Pretest was measured right before education session, while postest was conducted a month after education session. Education session was given once with the lecture method and leaflet. The differences in the level of knowledge between before and after education session were analyzed using paired sample t-test. The results showed that the prior level of knowledge were largely classified as moderate (48.48%) and after education session most of the respondent categorised high (84.84%). The analysis showed that there was an increase as 26.36% in the knowledge about analgesics after the education session Concluded that the education with the lecture method and leaflet can improve knowledge of analgetic.
The Comparison of Gabapentin and Amitriptilin Effectivity as Pain Therapy in Herniated Nucleus Pulposus Indriastuti Cahyaningsih; Rina Handayani; Setyaningsih Setyaningsih
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 4, No 3: September 2015
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.571 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v4i3.4738

Abstract

Herniated nucleus pulposus (HNP) is one of peripheral neuropathic pain. Although concensus guidelines for the treatment of neuropathic pain are based on the results of the RCT studies, there are still gaps in the literatures. This study aimed to compare the effectiveness and quality of life of gabapentin and amitriptyline for the treatment of pain in HNP. The method used a quasi experimental with consequtive sampling. This study included 30 patients in the gabapentin group and 26 patients in the amitriptyline group, and each group was evaluated for 1 month. Effectiveness was assessed using Visual Analogue Scale (VAS) every 2 weeks then analized by independent and paired sample t test. The results showed that the use of gabapentin and amitriptilin in 4 weeks showed the decrease of pain score measured by visual analog scale 3.70 ± 0.349 and 3.500 ± 0.34 although there was no statistical difference (p value = 0.704). To sum up, effectiveness of gabapentin and amitriptyline in the treatment of neuropathic pain did not have statistical difference.
Pengaruh penggunaan kombinasi kalsium terhadap penurunan tingkat nyeri dismenorea dan peningkatan kualitas hidup pada mahasiswa di Yogyakarta Pinasti Utami; Rucitra Afina Saharani; Indriastuti Cahyaningsih
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol14.iss2.art2

Abstract

Latar Belakang: Angka kejadian dismenore mencapai 64.25% dari keseluruhan jumlah remaja putri di Indonesia. Nyeri yang dialami dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari serta mempengaruhi kualitas hidup. Beberapa studi menyebutkan bahwa konsumsi kalsium dapat mengurangi nyeri dismenore.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian suplemen kalsium terhadap penurunan nyeri akibat dismenore dan kualitas hidup pada mahasiswi di Yogyakarta.Metode: Desain penelitian adalah kuasi ekperimental. Penelitian ini berlangsung dari September 2017–Juni 2018. Subyek penelitian adalah 60 mahasiswa di suatu fakultas sosial di perguruan tinggi di Yogyakarta. Subyek penelitian pernah mengalami nyeri dismenorea primer dan berusia 15-22 tahun. Subyek penelitian terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang ditentukan secara acak. Pemberian kombinasi kalsium pada kelompok perlakuan dimulai dari hari ke 15 sampai menjelang menstruasi. Pengukuran nyeri dilakukan dengan metode VAS dan pengukuran kualitas hidup dilakukan dengan metode BPI.Hasil: Intensitas nyeri yang diukur dengan metode VAS pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing sebesar 2,80±1,99 dan 0,97±1,52 (p-value <0,05), sedangkan kualitas hidup yang diukur dengan metode BPI pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing sebesar 2,75±0,43 dan 0,69±0,24 (p-value <0,05).  Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan anatara pemberian kombinasi kalsium terhadap penurunan nyeri dismenorea dan peningkatan kualitas hidup pada mahasiswi di Yogyakarta.Kata Kunci: Dismenorea, kombinasi kalsium, penurunan nyeri, kualitas hidupEffect of calcium intake on reduced dysmenorrhea and enhanced quality of life among university students in YogyakartaAbstractBackground: The prevalence of dysmenorrhea reached 64.25% of young women in Indonesia. The pain can affect daily activities and quality of life. Some studies show that calcium consumption reduces dysmenorrheal pain.Objective: To determine the effects of a combination of calcium to relieve dysmenorrheal pain and improve the quality of life of female students in Yogyakarta.Methods: The study design was quasi-experimental. It took place from September 2017 to June 2018. The subjects were 60 female students aged 15-22 years old in a social sciences faculty of a university in Yogyakarta who experienced primary dysmenorrheal pain. They were divided into two groups, kontrol and treatment, and determined randomly. The administration of calcium combination to the treatment group started from day 15 up to before menstruation. Pain was measured using VAS (Visual Analogue Scale) method and the quality of life was assessed using BPI (Brief Pain Inventory).Results: Dysmenorrheal pain intensity in the treatment and kontrol groups was 2.80±1.99 and 0.97±1.52 (p-value <0.05), respectively, while the quality of life in both was 2.75±0.43 and 0.69±0.24 (p-value <0.05).Conclusion: There was a significant effect of the administration of calcium combination on relieved dysmenorrheal pain and improved quality of life among female students in Yogyakarta.Keywords: dysmenorrhea, calcium, relieving pain, quality of life.
Penilaian Risiko Interaksi Obat pada Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Indriastuti Cahyaningsih; Winda A. Wicaksono
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2020.9.1.9

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan sebuah penyakit yang memiliki risiko menimbulkan komplikasi baik makrovaskular maupun mikrovaskular. Komplikasi yang terjadi menimbulkan jumlah obat yang diresepkan menjadi semakin banyak. Bertambahnya jumlah obat yang diresepkan dapat meningkatkan risiko interaksi obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan seberapa besar risiko kejadian interaksi obat yang terjadi pada pasien rawat jalan dengan diabetes melitus (DM) tipe 2. Penelitian ini bersifat noneksperimental, melalui pengamatan secara retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2015 dan telah memenuhi kriteria inklusi dengan total 260 lembar resep. Kejadian interaksi obat diidentifikasi berdasarkan literatur Drug Interaction Facts oleh Tatro dan Stockley’s Drug Interaction oleh Stockley. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan perhitungan risiko kejadian interaksi obat ditampilkan dengan nilai odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 260 lembar resep yang dianalisis terdapat potensi kejadian interaksi obat yang teridentifikasi sebanyak 121 dengan persentase terbesar adalah interaksi antara insulin dan aspirin (14,29%). Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p=0,000) antara jumlah peresepan obat dengan potensi kejadian interaksi obat dengan nilai p<0,05. Hasil odds ratio menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat ≥5 berisiko 3,657 kali lebih tinggi berpotensi terjadi interaksi obat (95% CI 2,173–6,157).Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, interaksi obat, odds ratioRisk Assessment of Drug Interaction in Patients with Type 2 Diabetes MellitusAbstractType 2 diabetes mellitus (DM) is a disease that has the risk of causing both macrovascular and microvascular complications, which results in numerous number of drugs prescribed. Increased number of drugs prescribed can elevate the risk of drug interactions. The purpose of this study was to determine the description and potency of the incidence of drug interactions that occurred in outpatients with type 2 diabetes mellitus. This research was non-experimental that observed retrospectively with a cross-sectional approach. Subjects were outpatient type 2 DM patients at Panembahan Senopati Hospital Bantul in 2015 who had fulfilled the inclusion criteria, with a total of 260 prescription sheets. Drug interaction events were identified based on the Drug Interaction Facts literature by Tatro and Stockley’s Drug Interaction. Hypothesis testing was carried out using the Chi-Square test and the calculation of risk of incidence of drug interactions was displayed by odds ratio. The results showed that of the 260 prescription sheets analyzed, there were 121 identified potential drug interactions with the largest percentage is the interaction between insulin and aspirin (14.29%). Hypothesis testing using Chi-Square test showed a significant relationship (p=0.000) between the amount of drug prescribing and the potential occurrence of drug interactions (p<0.05). Result of odds ratio showed that patients receiving drugs ≥5 had 3.657 times higher risk of potential drug interaction (95% CI 2.173–6.157).Keywords: Diabetes mellitus type 2, drug interaction, odds ratio
KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN OBAT YANG HARUS DIGUNAKAN DENGAN HATI-HATI PADA PASIEN GERIATRI DENGAN DIAGNOSIS GANGGUAN SARAF BERDASARKAN BEERS CRITERIA Indriastuti Cahyaningsih; Novi Amaliya
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 16, No 1: Maret 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.866 KB) | DOI: 10.12928/mf.v16i1.12947

Abstract

Pasien geriatri umumnya mengalami kerentanan terhadap berbagai macam penyakit karena menurunnya fungsi organ tubuh salah satunya adalah gangguan penyakit saraf. Ketidaktepatan penggunaan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf berdasarkan Beers Criteria 2015 banyak dilaporkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi resiko ketidaktepatan peresepan obat dengan diagnosis gangguan saraf pada pasien geriatri rawat inap berdasarkan Beers Criteria 2015 pada kategori obat yang harus digunakan dengan hati-hati di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medik pasien geriatri dengan diagnosis gangguan saraf di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari - Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dari 153 rekam medik pasien yang masuk kriteria inklusi. Data dianalisis berdasarkan guideline American Geriatrics Society Beers Criteria 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 153 pasien geriatri di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang masuk dalam kriteria inklusi terdapat 85 pasien (55,6%) teridentifikasi Potentially Inappropiate Medications (PIMs). Potentially Inappropiate Medications yang termasuk pada kategori obat yang digunakan dengan hati-hati pada pasien geriatri persentase terbanyak yaitu furosemid sebanyak 37 penggunaan (71,2) diikuti dengan manitol 13,5%, klorpromazin (5,8%), haloperidol (3.8%), sedangkan spironolakton, fluoxetine dan amitriptilin masing-masing adalah 1.9%.
PEMBERIAN SUPLEMEN KOMBINASI KALSIUM, VITAMIN B6 , VITAMIN C DAN VITAMIN D TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENOREA Indriastuti Cahyaningsih; Pinasti Utami; Sri Utami
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.28 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12661

Abstract

Dismenorea biasanya menyebabkan nyeri atau kram pada bagian perut yang dapatmengganggu aktivitas dan mengurangi kualitas hidup. Nyeri dan kram tersebut karenapeningkatan prostaglandin. Kalsium berfungsi untuk mengurangi nyeri dan kram saatmenstruasi. Vitamin B6 dan vitamin D dapat membantu menurunkan tingkat kecemasanpada sindrom premenstruasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh pemberian suplemen kombinasi kalsium terhadap nyeri dismenorea. Jenispenelitian ini adalah quasi experimental. Sebanyak 70 orang mahasiswi FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yangmengalami nyeri dismenorea dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yangtidak mendapatkan perlakuan dan kelompok uji yang mendapatkan perlakuan berupakonsumsi suplemen kombinasi kalsium 250 mg, vitamin B6 15 mg, vitamin C 1000 mg,dan vitamin D 300 mg, dalam bentuk tablet effervescent yang diberikan pada hari ke 15siklus menstruasi hingga hari pertama menstruasi. Pengukuran skala nyeri VisualAnalogue Scale (VAS) dilakukan pada hari ke 15 siklus menstruasi dan hari pertamamenstruasi. Data dianalisis menggunakan metode paired sample t test dan independentsample t test. Hasil analisis dengan uji independent sample T test menunjukkan terdapatpenurunan skala nyeri VAS kelompol kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilaipenurunan berturut-turut 0,80±1,64 dan 1,74±1,52 (p-value 0,015<0,05). Dapatdisimpulkan pemberian suplemen kombinasi kalsium, vitamin B6, vitamin D, danvitamin C dalam bentuk tablet effervescent dapat menurunkan skala nyeri padamahasiswi yang mengalami dismenorea.
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Analgetik di Kecamatan Cangkringan Sleman Indriastuti Cahyaningsih; Chairun Wiedyaningsih; Susi Ari Kristina
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1060

Abstract

Banyaknya pilihan obat bebas golongan analgetik menyebabkan masyarakat kesulitan memilih obat yang tepat dan cenderung memilih tanpa mengetahui kesesuaian khasiat dan mutu obat dengan penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan analgetik di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan One-Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan mengikutsertakan 33 responden. Tingkat pengetahuan diperoleh melalui pengisian kuesioner pada saat pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum penyuluhan, sedangkan post-test dilaksanakan 1 bulan setelah penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan satu kali dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet. Uji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dianalisis menggunakan  paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong sedang (48,48%) dan setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar tergolong tinggi (84,84%). Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan tentang analgetik yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan (p = 0,000) dengan kenaikan sebesar 26,36%. Disimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan alat bantu leaflet dapat meningkatkan pengetahuan tentang analgetik. A large number of analgesic nonprescription drugs make people difficult to choose the right medication and tend to choose without knowing the suitability between the efficacy and quality of medicines and their diseases. This study aims to determine the effect of the education with the lecture method and leaflet toward the level of public knowledge about the use of analgesics in Cangkringan, Sleman Regency, Yogyakarta.This research was quasi-experimental research design with one-group pretest-posttest design. Sampling method was purposive sampling with 33 respondens. Level of knowledge were obtained through questionnaires at pretest and posttest. Pretest was measured right before education session, while postest was conducted a month after education session. Education session was given once with the lecture method and leaflet. The differences in the level of knowledge between before and after education session were analyzed using paired sample t-test. The results showed that the prior level of knowledge were largely classified as moderate (48.48%) and after education session most of the respondent categorised high (84.84%). The analysis showed that there was an increase as 26.36% in the knowledge about analgesics after the education session Concluded that the education with the lecture method and leaflet can improve knowledge of analgetic.
MEMBANGUN KELUARGA CERDAS OBAT DENGAN EDUTOYS Dyani Primasari Sukamdi; Mega Octavia; Indriastuti Cahyaningsih
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.252 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.183

Abstract

Keluarga merupakan lingkup organisasi terkecil. Keluarga menjadi tempat belajar pertama bagi anak-anak. Kebiasaan baik dalam keluarga merupakan fondasi kuat bagi anak untuk mempraktikkannya di sekolah. Salah satu kebiasaan baik dalam keluarga adalah tepatnya pengelolaan obat keluarga. Pembiasaan baik untuk anak dapat dilakukan dengan metode belajar yang tepat. Kebiasaan baik yang berasal dari rumah akan menjadi fondasi baik bagi proses belajar di TK Al Fatah Sedan. Penyuluhan ini bertujuan untuk mengenalkan kebiasaan baik dalam pengelolaan obat dengan metode yang tepat kepada anak-anak. Metode tersebut adalah metode Montessori. Penyuluhan dilakukan secara daring dengan dua topik utama: “Dagusibu-Gerakan Keluarga Sadar Obat” dan “Bagaimana Memulai Montessori dari Rumah?”. “Penyuluhan Dagusibu-Gerakan Keluarga Sadar Obat” berisi cara pengelolaan obat dalam keluarga, sedangkan topik kedua, yaitu “Bagaimana Memulai Montessori dari Rumah?” berisi pengetahuan mengenai metode Montessori untuk diterapkan di rumah. Penyuluhan diikuti oleh 35 orang wali murid dan 17 orang guru. Selama penyuluhan diberikan kuesioner kepada peserta. Dari 52 orang peserta, sebanyak 25 orang telah mengisi kuisioner. Dari 25 orang, didapatkan hasil bahwa 88% mengakui bahwa sebelum penyuluhan pernah mendengar istilah dagusibu. Pembelian obat selalu di apotek dilakukan oleh 76% peserta. Menggunakan obat sesuai ketentuan dilakukan oleh 60% peserta. Untuk pengetahuan bahwa jika obat terkena sinar matahari langsung, udara lembab, suhu ekstrim dan goncangan fisik, obat akan cepat rusak, telah diketahui oleh 96% peserta. Dalam keluarga, sebanyak 92% peserta mengajari anak untuk mengelola obat. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan tentang pengelolaan obat kepada masyarakat telah banyak diketahui dan diajarkan pada anak usia dini di rumah.
Cost Analysis of Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) Tariff for Stroke Patients Ingenida Hadning; Fitriannisa Fathurrohmah; Muhammad Ridwan; Bangunawati Rahajeng; Pinasti Utami; Indriastuti Cahyaningsih
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 10, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.868 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.46720

Abstract

The INA-CBG’s (Indonesia Case Based Groups) package rate implementation for National Health Insurance Program member since 1st January 2014 suffering from stroke has forced all hospitals in Indonesia to do a quality control and efficient service cost. Stroke, one of the catastrophic diseases often accompanied with some of its comorbid factors, requires high treatment cost. Thus, a cost analysis study is needed to prevent hospital loss. This study was aimed at determining the suitability of cost between the real cost of stroke therapy and the Indonesian Case-Based Groups (INA-CBG) rate according to the Ministry of Health Decree number 69 of 2013. This study was an observational study with a cross-sectional design. Data collection was done retrospectively. Study subjects were all that hospitalized strokes of patients who were members of the National Health Insurance and also met the inclusion and exclusion criteria registered between January to June 2014. The study data were in real direct medical costs analyzed for its suitability with the INA-CBG's rate. Descriptive statistical tests and t-tests were used to analyze the data. The results showed that the average real cost of the first-class hospitalization was higher than INA-CBG's rate for cerebral infarction and for unspecified stroke, with insignificant discrepancies. The average real cost of second class hospitalization was lower than INA-CBG's rate for cerebral infarction, otherwise the average cost was higher than INA-CBG's rate for unspecified stroke, with insignificant discrepancies. The average real cost of third class hospitalization was lower than INA-CBG's rate for cerebral infarction and for unspecified stroke, with significant discrepancies. Most of the average costs were higher than the INA-CBG rate. Thus, the hospital is not capable of managing a stroke of cost-based treatment on INA-CBGs. The hospital has suffered losses. INA-CBG's rate of stroke treatment needs to be evaluated.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUMAH SAKIT PERIODE JANUARI-JUNI 2015 Pinasti Utami; Indriastuti Cahyaningsih; Resita Meilafika Setiawardani
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v4i1.2437

Abstract

Congestive heart failure (CHF) di Indonesia diperkirakan akan meningkat hingga 23,3 juta kematian di tahun 2030. Pasien CHF biasanya diikuti penyakit penyerta lainnya sehingga kemungkinan polifarmasi dalam penggunaan obat bisa terjadi. Polifarmasi yang tinggi erat kaitannya dengan drug related problems (DRPs) yang akan mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian DRPs pada terapi pasien rawat inap CHF di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental secara deskriptif. Pengambilan data pasien CHF di RS PKU Muhammadiyah Gamping dilakukan secara retrospektif mulai dari September 2015-April 2016 melalui data rekam medis pasien. Sampel terdiri dari 35 pasien dengan diagnosis utama CHF yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis DRP dilakukan berdasarkan jenis DRP ditemukan dan menggunakan acuan utama yaitu Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) 2006, ACCF/AHA Guideline for The Management of Chronic of Cardiology Foundation/ American Heart Association Task Force on Practice tahun 2013 dan Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 9th Edition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 35 pasien ditemukan sebanyak 44 kejadian yang terdiri dari drug choice problem sebanyak 5 kejadian (11,36%), drug use problem sebanyak 4 kejadian (9,1%) serta drug interaction sebanyak 35 kejadian (79,54%) sedangkan adverse drug reaction (ADR) dan dosing problem tidak ada kejadian