Silent treatment secara konvensional dipandang sebagai komunikasi yang destruktif dalam pernikahan. Namun, lensa psikologi positif menawarkan perspektif bahwa ia dapat berfungsi sebagai jeda strategis untuk regulasi emosi, sebuah sudut pandang yang masih kurang dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan makna serta fungsi silent treatment sebagai bentuk strategi regulasi emosi dalam dinamika relasi marital. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif melalui studi literatur sistematis. Data bersumber dari data sekunder seperti artikel jurnal dan buku, yang diambil dari Google Scholar, ScienceDirect, dan APA PsycNet (2014-2024). Kerangka PRISMA memandu proses seleksi, dan analisis tematik digunakan untuk menganalisis data dari 12 studi kualitatif yang diinklusi. Analisis mengungkap bahwa silent treatment dapat dikonseptualisasikan ulang sebagai "diam taktis" atau "jeda emosional". Ia berfungsi sebagai mekanisme regulasi diri untuk meredam emosi intens, mencegah eskalasi konflik, dan menciptakan ruang kognitif untuk refleksi. Maknanya bervariasi, dari taktik komunikasi strategis hingga bentuk penghormatan untuk harmoni relasional, dengan niat sebagai pembeda kunci antara bentuk yang konstruktif dan destruktif. Silent treatment bukanlah hal yang inheren negatif, tetapi dapat menjadi strategi regulasi emosi yang adaptif dalam relasi marital ketika dimotivasi oleh regulasi diri dan pemeliharaan hubungan. Membedakan antara jeda komunikasi yang sehat dan ostracism yang merusak sangat penting bagi pasangan dan konselor.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025