Rapid urbanization has led to changes in the landscape structure of Green Open Spaces (GOS), impacting bird diversity and dominance. This study aims to analyze the influence of GOS landscape structure on the diversity index (H') and dominance index (D) of birds in the southern region of Makassar City. The research employs multiple linear regression analysis with independent variables including GOS area, vegetation structure, habitat fragmentation, distance from disturbance sources, and human activity levels. The results indicate that bird diversity is classified as moderate, with the highest H' value recorded in Benteng Somba Opu (2.89) and the lowest in GOS Gunung Sari (2.27). The dominance index shows that no species significantly dominates (the highest D value of 0.119 in Gunung Sari, and the lowest of 0.060 at the Je’neberang Riverbank). Significant variables influencing species diversity include GOS area, vegetation structure, and distance from disturbance sources. The findings suggest that larger and more complex vegetation structures in GOS contribute to higher bird diversity. This study offers insights for more sustainable GOS management and serves as a foundation for urban biodiversity conservation planning, particularly in response to the pressures of urbanization.Abstrak Urbanisasi yang pesat menyebabkan perubahan struktur lanskap Ruang Terbuka Hijau (RTH), berdampak pada keanekaragaman dan dominansi burung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur lanskap RTH terhadap indeks keanekaragaman (H') dan dominansi (D) aves di wilayah selatan Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan variabel independen luas RTH, struktur vegetasi, fragmentasi habitat, jarak dari sumber gangguan, dan tingkat aktivitas manusia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman aves tergolong sedang, dengan nilai H' tertinggi di Benteng Somba Opu (2.89) dan terendah di RTH Gunung Sari (2.27). Indeks dominansi menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi secara signifikan (D tertinggi 0.119 di Gunung Sari, terendah 0.060 di Sempadan Sungai Je’neberang). Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keanekaragaman spesies adalah luas RTH, struktur vegetasi, dan jarak dari sumber gangguan. Semakin luas dan kompleks vegetasi RTH, semakin tinggi keanekaragaman aves. Penelitian ini memberikan wawasan bagi pengelolaan RTH yang lebih berkelanjutan serta menjadi dasar perencanaan konservasi biodiversitas perkotaan, khususnya dalam menghadapi tekanan urbanisasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025