Pengaplikasian pola komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah merupakan salah satu ujung tombak dalam penanganan persebaran Covid-19. Kendati demikian, pola komunikasi pandemi di Indonesia masih didominasi oleh persebaran berita bohong dan anggapan konspirasi. Hal ini menyebabkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi krisis pandemi sukar untuk dibangun. Penelitian ini berfokus pada analisa pola komunikasi pandemi di daerah, dengan mengambil objek Kabupaten Lombok Timur sebagai salah satu daerah dengan angka pandemi terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di tiga kecamatan yang dipilih secara purposif berdasarkan jumlah persebaran kasus tertinggi, yaitu Kecamatan Selong, Kecamatan Sakra dan Kecamatan Pringgabaya. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, dengan tujuan untuk menganalisa jenis pola komunikasi pandemi yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi pandemi pemerintah Lombok Timur menggunakan pola rantai, yang dilakukan melalui tiga jalur, yaitu komunikasi tatap muka, media massa elektronik dan above the line, serta media sosial. Hambatan komunikasi terletak pada belum dilakukannya segmentasi audiens di masyarakat, sehingga menghambat pemilihan jalur komunikasi yang efektif. Juga belum diadakannya evaluasi terkait efektifitas media komunikasi, sehingga pemerintah belum memiliki gambaran terkait tingkat keberhasilan penerimaan pesan selama pandemi di masyarakat. Kata Kunci: Pola Komunikasi, Komunikasi Pandemi, Komunikasi Organisasi, Covid-19.
Copyrights © 2024