Talasemia beta mayor merupakan penyakit kelainan genetik yang pada penderitanya memerlukan transfusi darah secara berkala dan berisiko menyebabkan penumpukan zat besi dalam tubuh, yang berpotensi memicu terjadinya inflamasi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara jumlah monosit dan kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) sebagai indikator peradangan pada anak dengan talasemia beta mayor. Studi ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional), yang melibatkan 43 pasien anak dengan talasemia beta mayor yang memenuhi kriteria inklusi di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Data mengenai jumlah monosit dan kadar hs-CRP diperoleh dari data sekunder berupa rekam medis pasien talasemia beta mayor yang telah melakukan pemeriksaan darah lengkap dan hs-CRP. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman, diperoleh nilai p sebesar 0,379 (0,379 > 0,05), yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah monosit dan kadar hs-CRP pada pasien anak talasemia beta mayor di RSUD Pringsewu.
Copyrights © 2025