Sebagian besar pasien stroke mengalami kecacatan pasca-stroke, sehingga diperlukan intervensi untuk meminimalkan kecacatan dan memperbaiki keluaran klinis. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah stimulasi saraf, seperti stimulasi I point, yang diharapkan mampu meningkatkan fungsi saraf dan mengurangi defisit neurologis. Penelitian eksperimental sederhana ini melibatkan 40 pasien stroke iskemik akut yang dirawat di ruang saraf RSUDZA Banda Aceh, terdiri atas 20 subjek kelompok perlakuan dan 20 subjek kelompok kontrol. Kelompok perlakuan menerima terapi standar (antiagregasi) dan stimulasi I point, sedangkan kelompok kontrol hanya terapi standar. Keluaran stroke dinilai menggunakan Indeks Barthel (IB) dan Modified Rankin Scale (mRS). Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan, dengan karakteristik dasar subjek homogen (p>0,05). Rerata skor IB-2 pada kelompok perlakuan (16,8 ± 3,7) secara bermakna lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (14,9 ± 4,7; IK95%, p=0,046). Selisih skor IB-1 dan IB-2 juga lebih besar pada kelompok perlakuan (6,6 ± 4,1) dibanding kontrol (4,4 ± 2,5; IK95%, p=0,048). Stimulasi I point secara bermakna meningkatkan skor Indeks Barthel dan memperbaiki keluaran klinis pasien dengan stroke iskemik akut.
Copyrights © 2025