Abstrak: Krisis ekologi global yang diperparah hegemoni kapitalisme memerlukan respons berbasis spiritualitas transendental yang radikal. Solusi sekuler seperti kapitalisme hijau (greenwashing) terbukti gagal mengatasi akar masalah, sementara pendekatan fikih lingkungan (fiqh al-bī’ah) dalam studi Islam masih bersifat instrumental tanpa fondasi ontologis kuat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam konsep al-Muhīt dalam kosmologi Ibn ‘Arabī sebagai basis ontologis ekoteologi antikapitalistik. Penelitian ini menggunakan hermeneutika filosofis terhadap teks primer (Futūḥāt al-Makkiyyah dan Fuṣūṣ al-Ḥikam) yang dipadukan dengan analisis kritis teori ekologi-politik (khususnya kritik "metabolic rift" dan "accumulation by dispossession"). Kosmologi al-Muhīt menegaskan: (1) Wahdat al-wujūd (kesatuan wujud) sebagai prinsip ontologis yang menolak eksploitasi alam. (2) Alam sebagai manifestasi (tajallī) Nama Ilahi yang sakral, bukan komoditas. (3) Logika akumulasi kapital bertentangan dengan prinsip mīzān (keseimbangan) dan khalīfah (penjaga alam). Studi ini menyediakan kerangka teoretis untuk, pertama, Gerakan ekologi Islam berbasis tauhid. Kedua kebijakan ekonomi berkelanjutan berbasis barakah (keberkahan) dan redistribusi. Ketiga, dekolonisasi wacana lingkungan dari paradigma antroposentris-kapitalistik.
Copyrights © 2025