Kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder tercatat lebih dari 3-7% terjadi di tingkat sekolah dasar. Berat badan lahir rendah diduga meningkatkan risiko ADHD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan berat badan lahir dengan risiko ADHD pada anak. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan case control yang dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya pada Februari – Mei 2025. Populasi pada penelitian ini yaitu anak yang melakukan pemeriksaan di poli tumbuh kembang Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Sebanyak 80 anak didapatkan melalui teknik purposive sampling, terdiri atas kelompok kasus (berisiko ADHD) dan kontrol (tidak berisiko ADHD). Pada penelitian ini memiliki 2 variabel yaitu berat badan lahir sebagai variabel independen dan risiko ADHD sebagai variabel dependen. Data diperoleh melalui kuesioner abbreviated conners rating scale dan rekam medis, kemudian dianalisis menggunakan Uji Fisher’s Exact dan koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,5% anak yang berisiko ADHD memiliki berat badan lahir rendah. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan risiko ADHD (p=0,000 dan C=0,432) dengan arah hubungan positif dan kekuatan sedang. Temuan ini menegaskan pentingnya pencegahan BBLR dan deteksi dini ADHD sebagai upaya mengurangi potensi gangguan perkembangan pada anak.
Copyrights © 2025