Hiperglikemia akibat diabetes melitus diketahui dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sedangkan limbah kulit durian (Durio zibethinus) memiliki potensi sebagai agen antioksidan dan antidiabetik alami. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas ekstrak etanol kulit durian Sidikalang terhadap kadar glukosa darah (KGD) dan gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental dengan 25 ekor tikus jantan yang dibagi secara acak menjadi lima kelompok, yaitu kontrol negatif (CMC-Na), kontrol positif (metformin), serta tiga kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak 125 mg/kgBB/hari, 250 mg/kgBB/hari, dan 500 mg/kgBB/hari. Induksi diabetes dilakukan menggunakan aloksan 180 mg/kg secara intraperitoneal. Hasil pengukuran KGD menunjukkan nilai rata-rata sebelum induksi sebesar 88,72 ± 11,104 mg/dL, sesudah induksi meningkat menjadi 400,08 ± 143,212 mg/dL, dan kemudian menurun secara bertahap pada hari ke-5 (385,32 ± 134,395 mg/dL), hari ke-10 (336,32 ± 140,103 mg/dL), serta hari ke-15 (254,68 ± 109,582 mg/dL). Uji normalitas menggunakan Shapiro–Wilk, sedangkan analisis perubahan dilakukan dengan uji Friedman dan Wilcoxon berpasangan disertai koreksi Bonferroni. Hasil analisis menunjukkan penurunan KGD yang bermakna antar waktu (p<0,001) pada kelompok perlakuan, dengan perbaikan signifikan mulai hari ke-5 hingga ke-15. Pemeriksaan histopatologi ginjal juga memperlihatkan perbaikan struktur jaringan dibandingkan kelompok kontrol diabetik. Dengan demikian, ekstrak kulit durian (Durio zibethinus) Sidikalang terbukti berpotensi menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki kondisi histologis ginjal pada model tikus Wistar diabetes terinduksi aloksan. Penelitian lanjutan dengan variasi dosis, durasi perlakuan, serta pendekatan multikelompok yang lebih luas masih diperlukan untuk mengonfirmasi hasil ini.
Copyrights © 2025