Disamping perkembangan teknologi yang semakin pesat, indeks keberadaban digital Indonesia berada di nomor 29 dari 32 negara. Hal ini seakan membantah impresi bahwa masyarakat Indonesia dikenal akan keramahannya. Perilaku agresif dapat termanifestasi sebagai agresi siber, yaitu tindakan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain melalui penggunaan teknologi dan diperkuat via internet. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa psikoedukasi efektif untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Penelitian ini dilakukan untuk mengulas keefektifan mengenai psikoedukasi bagi remaja yang tinggal di LKSA, terhadap perilaku agresi di dunia siber. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan kuasi eksperimen. Desain penelitian one group pretest and posttest design. Penelitian ini menggunakan Skala CYBA (cyber agresission for adolescence scale). Populasi adalah remaja yang tinggal di LKSA, subjek penelitian diperoleh dengan teknikĀ convenience sampling, dari remaja yang tinggal di LKSA didapatkan 17 orang, kemudian dijadikan satu kelompok untuk diukur sebelum diberikan pelatihan Psikoedukasi, dan sesudah mendapatkan psikoedukasi mengenai keberadaban digital. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Psikoedukasi mengenai keberadaban digital (digital civillity) terbukti secara statistik efektif untuk menurunkan tingkat agresi siber remaja yang tinggal di LKSA. Harapannya dengan diberikan psikoedukasi tersebut ke LKSA lainnya dapat mencegah munculnya perilaku agresi siber pada remaja yang berada di pengasuhan LKSA.
Copyrights © 2025