Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sekolahku bukan pilihanku Aditya Dedy Nugraha
JURNAL SPIRITS Vol 11 No 1 (2020): Problematika Psikologis Organisasi Pendidikan dan Kerja
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/spirits.v11i1.8531

Abstract

Sistem zonasi dirancang Kementerian Pendidikan agar penerimaan siswa didik baru merata, lebih terbuka, mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kemudahan akses bagi semua siswa. Mekanisme yang telah dilaksanakan sejak 2017 ini, setiap tahun selalu menjadi sorotan. Pelaksanaan baik maupun secara daring maupun luring memunculkan celah kekhawatiran dan ketidakpuasan terhadap sistem penerimaan yang ada. Tidak jarang siswa yang berprestasi tidak bisa diterima di sekolah pilihannya akibat dampak sistem ini. Perasaan kecewa, sedih dan permasalahan psikologis yang dialami siswa akibat gagal masuk sekolah impiannya sering kali kurang mendapat penangan dari sekolah ataupun dinas terkait. Tujuan dari penelitian ini guna mengungkap bagaimana dinamika psikologis dan proses penerimaan diri (self acceptance) siswa yang belum berhasil masuk sekolah impiannya.  Pengumpulan data menggunakan metode  wawancara secara mendalam (indepth interview) terhadap subjek utama penelitian yaitu dua orang siswa serta beberapa significant others yang dapat memperkaya data penelitian. Analisis data menggunakan metode analisis isi didalam pendekatan kualitatif. Hasilnya menujukkan bahwa proses penerimaan diri pada siswa ini, membutuhkan dukungan dari orang tua dan teman sebaya. Peneliti berharap agar peneliti selanjutnya untuk memperluas ranah penelitian sampai dengan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa tersebut.Kata kunci ; Penerimaan diri, zonasi, psikologi, pendidikan
Memahami Kecemasan: Perspektif Psikologi Islam Aditya Dedy Nugraha
IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Islamic Psychology
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijip.v2i1.1-22

Abstract

AbstractAnxiety has always been an interesting topic, how anxiety can be the entrance to other personality disorders and how humans are able to adapt to overcome anxiety into a research theme that remains hot to study. This study examines what anxiety is, how previous research is able to overcome anxiety. This study uses two perspectives, namely psychology in general and Islamic psychology in particular Islamic Psychotherapy. This study uses the literature review method, which originated from Garuda (Digital Reference Garba) from the KemenristekBrin, to study what techniques can reduce anxiety. The results obtained that in addition to psychotherapy, Islamic psychotherapy has also begun to be used to reduce individual anxiety levels.AbstrakKecemasan selalu menjadi topik yang menarik, bagaimana kecemasan dapat menjadi pintu masuk menuju gangguan kepribadian lainnya dan bagaimana manusia mampu beradaptasi mengatasi kecemasan menjadi tema riset yang tetap hangat untuk dikaji. Penelitian ini mengkaji apa itu kecemasan, bagaimana penelitian terdahulu mampu mengatasi kecemasan. Penelitian ini menggunakan dua sudut pandang, yaitu psikologi secara umum dan psikologi Islam khususnya Psikoterapi Islam. Penelitian ini menggunakan metode literature reviews, yang berasal dari Garuda (Garba Rujukan Digital) dari Kemenristek-Brin, untuk dikaji teknik apa saja yang bisa menurunkan kecemasan. Hasilnya diperoleh bahwa selain psikoterapi, psikoterapi Islam juga sudah mulai digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan individu.
Kesejahteraan Subjektif pada Emerging Adulthood Ditinjau dari Self Compassion dan Religiusitas pada Remaja Akhir Nugraha, Aditya Dedy
Psyche 165 Journal Vol. 16 (2023) No. 3
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jpsy165.v16i3.269

Abstract

Mental health during adolescence is crucial, as untreated issues can lead to problems in early adulthood. Early adulthood, the age period from late teens to late 20s, comes with various developmental tasks: selecting life partners, fulfilling social roles, achieving emotional independence, and establishing a household. Improving individual well-being is one way to address mental health and enhance subjective well-being, which includes life satisfaction, positive emotions, and reducing negative emotions. Self-compassion and religiosity are factors influencing subjective well-being during emerging adulthood. The research used a quantitative correlational method with self-compassion and religiosity as independent variables, and subjective well-being as the dependent variable. The findings indicate that self-compassion and religiosity together contribute 32,7% to subjective well-being in emerging adulthood. Self-compassion plays a larger role (32,2%) compared to religiosity (0,5%). These results of these research, highlight the importance of self-compassion and religiosity in improving individual subjective well-being. Enhancing these factors can help individuals face challenges, improve emotional resilience, and adopt healthier lifestyles, resulting in positive benefits for subjective well-being during emerging adulthood. Giving attention to adolescent mental health and developing self-compassion and religiosity during emerging adulthood are crucial to enhancing individual subjective well-being and overall well-being in Indonesian society. Relevant authorities should implement policies to improve the quality of mental health in Indonesian communities, ensuring the well-being and growth of future generations.
Psikoedukasi Keberadaban Digital: Pencegahan Agresi Siber Remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Nugraha, Aditya Dedy
ILMU PSIKOLOGI Vol 12 No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jip.v12i2.6549

Abstract

Disamping perkembangan teknologi yang semakin pesat, indeks keberadaban digital Indonesia berada di nomor 29 dari 32 negara. Hal ini seakan membantah impresi bahwa masyarakat Indonesia dikenal akan keramahannya. Perilaku agresif dapat termanifestasi sebagai agresi siber, yaitu tindakan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain melalui penggunaan teknologi dan diperkuat via internet. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa psikoedukasi efektif untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Penelitian ini dilakukan untuk mengulas keefektifan mengenai psikoedukasi bagi remaja yang tinggal di LKSA, terhadap perilaku agresi di dunia siber. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan kuasi eksperimen. Desain penelitian one group pretest and posttest design. Penelitian ini menggunakan Skala CYBA (cyber agresission for adolescence scale). Populasi adalah remaja yang tinggal di LKSA, subjek penelitian diperoleh dengan teknik  convenience sampling, dari remaja yang tinggal di LKSA didapatkan 17 orang, kemudian dijadikan satu kelompok untuk diukur sebelum diberikan pelatihan Psikoedukasi, dan sesudah mendapatkan psikoedukasi mengenai keberadaban digital. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Psikoedukasi mengenai keberadaban digital (digital civillity) terbukti secara statistik efektif untuk menurunkan tingkat agresi siber remaja yang tinggal di LKSA. Harapannya dengan diberikan psikoedukasi tersebut ke LKSA lainnya dapat mencegah munculnya perilaku agresi siber pada remaja yang berada di pengasuhan LKSA.