Akses terhadap air bersih dan layak minum merupakan kebutuhan mendasar yang belumsepenuhnya terpenuhi di berbagai daerah di Indonesia. KHDTK Pantai Gurah di KabupatenBlitar, sebuah kawasan yang strategis dalam mendukung konservasi dan pendidikanlingkungan, menghadapi tantangan signifikan dalam pengolahan air payau menjadi air siapminum. Air payau di wilayah ini mengandung kadar garam, logam berat, dan partikellainnya yang melebihi baku mutu, sehingga tidak layak konsumsi tanpa pengolahanlanjutan. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat setempat tentang teknologipengolahan air dan pengelolaan hasil produksi juga memperburuk situasi. Permasalahanlain yang dihadapi mitra adalah kurangnya keterampilan dalam manajemen pengemasanproduk air minum. Meskipun pengolahan air payau menjadi air siap minum dapatdilakukan, tanpa kemampuan pengemasan yang baik, produk tersebut sulit dipasarkan ataudimanfaatkan secara optimal. Hal ini mengurangi potensi manfaat ekonomi daripengolahan air bagi masyarakat setempat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalahPenerapan Teknologi Pengolahan Air Payau: Implementasi teknologi nanofiltrasi danreverse osmosis (NF-RO) menjadi prioritas utama untuk memastikan kualitas air yangdihasilkan sesuai dengan standar baku mutu air bersih dan air minum. Langkah ini akandilakukan melalui instalasi sistem pengolahan air yang dilengkapi dengan pretreatmentseperti koagulasi-flokulasi dan sedimentasi, Metode yang digunakan dalam kegiatan iniadalah ditempuh dengan cara reverse engineering. Hasil dari kegiatan ini berupa Penerapansistem NF-RO di KHDTK Pantai Gurah terbukti efektif dalam menyelesaikan persoalankualitas air payau dan sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pelatihan berbasisteknologi tepat guna. Sinergi antara pendekatan teknis dan edukatif menghasilkantransformasi nyata dalam penyediaan air bersih dan peningkatan potensi ekonomi lokal.Kata Kunci: Pengolahan Air Payau, Teknologi nf-ro, Khdtk Gurah, PelatihanMasyarakat Lokal, Konservasi Sumber Daya Air
Copyrights © 2025