Bata tahan api memiliki peran penting pada dunia Industri seperti industri pengecoran, boiler, inchinerator serta industri lainnya, yang mengalami proses pemanasan pada temperatur tinggi untuk menunjang dan mendorong produktivitas produksi. Bata tahan api yang terkena siklus pembakaran yang terus berulang didalam ruang kerja, sedikit demi sedikit mulai mengalami deformasi volume yang disebabkan stres termal (thermal shock resistance) dan terkena sifat kimia dari cairan seperti terak (slag), deformasi yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan retak bahkan hancurnya bata tahan api. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakterisasi thermal serta ketahanan sifat kimia pada bata tahan api. Variabel penelitian memvariasikan komposisi kaolin, alumina, dan chamotte, V1(K20%, A30%, C50%), V2(K15%, A35%, C50%), V3(K10%, A40%, C50%) dimana setiap variasi dibakar pada temperatur 1200℃. Hasil pengujian analisis karakterisasi STA dengan perlakuan temperatur 1400℃ terhadap semua sampel, bata tahan api mengalami tranformasi fasa Mullite pada temperatur 1200℃. Pada analisis ketahanan sifat kimia dengan perlakuan temperatur 1150℃ pada bata tahan api secara pengamatan visual diketahui, bata tahan api bereaksi atau terkonsumsi larutan basa natrium hidroksida (NaOH). Berdasarkan hasil penelitian bata tahan api berbasis alumina memiliki kemampuan dominan menahan sifat kimia terhadap serangan sifat asam sulfat (H2SO4), sedangkan karakteristik thermal menghasilkan transformasi fasa Mullite pada temperatur 1200℃ terhadap sampel V3.
Copyrights © 2025