Psikolog klinis rentan mengalami kelelahan dalam melakukan proses pekerjaan menolong klien. Namun, pada psikolog klinis kerap ditemukan perasaan puas yang muncul dari proses membantu klien yang dapat melindungi psikolog klinis dari dampak negatif akan kelelahan tersebut. Perasaan puas yang didapatkan dari proses menolong klien atau compassion satisfaction pada psikolog klinis perlu ditumbuhkan karena dapat membantu psikolog untuk melakukan proses terapeutik dengan klien secara lebih efektif. Salah satu faktor yang membantu meningkatkan compassion satisfaction adalah mindfulness atau kesadaran penuh akan momen yang sedang berlangsung dengan sikap ingin tahu, terbuka, dan tanpa penghakiman. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa mindfulness dan compassion satisfaction berhubungan secara positif pada tenaga kesehatan mental. Namun, terdapat sedikit penelitian yang meneliti tentang mekanisme yang memediasi hubungan antara kedua variabel ini. Salah satu kemungkinan variabel yang dapat menjembatani hubungan antara mindfulness dan compassion satisfaction pada adalah self-efficacy akan pekerjaannya, atau keyakinan individu akan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan sebagai psikolog klinis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi self-efficacy terhadap hubungan antara mindfulness dan compassion satisfaction pada psikolog klinis. Berdasarkan data yang diambil yang diambil dengan metode convenience sampling (n = 280) dengan kuesioner self-report, hasil penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dan compassion satisfaction memiliki hubungan positif yang signifikan, dan hubungan tersebut dimediasi secara parsial oleh self-efficacy, dengan lama masa kerja dan jam kerja per minggu sebagai variabel kovariat. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun mindfulness tetap berhubungan positif secara signifikan dengan compassion satisfaction tanpa peran mediasi self-efficacy, hubungannya lebih kuat jika melalui mekanisme self-efficacy.
Copyrights © 2025