This research explores the thoughts of al-Żahabi in the field of hadith, specifically within his book Talkhīṣ al-Mustadrak. The objective is to understand al-Żahabi's perspectives on hadith in this particular work. This literature review employs a combined approach of hadith and historical sciences. The data analysis methods include descriptive and comparative analysis. The findings reveal that al-Żahabi provided accurate scholarly commentary on the hadiths in Al-Mustadrak. For instance, he criticized a hadith authenticated by al-Hakim from the companion Sa’d bin Abi Waqqāṣ in al-Mustadrak due to its weak chain originating from Ṭalḥah bin Zaid al-Qurasyi, deemed weak by many hadith scholars. Despite this, there are instances of errors in al-Zahabi's assessments, such as in the evaluation of a hadith in the al-Mustadrak" on commercial transactions, authenticated by al-Hakim according to Bukhāri and Muslim's criteria, while al-Żahabi judged it according to Muslim's conditions. Further examination revealed discrepancies in the chain narrated by al-Ḥākim and a different chain in Saḥīḥ Muslim. Al-Żahabi refrained from commenting on most hadiths in al-Mustadrak, only referencing al-Ḥākim's authentication without necessarily approving it. His silence on certain hadiths is due to uncertainty about their status or prior assessment of the narrators. Therefore, scholars examining al-Mustadrak are advised to refer to al-Żahabi's comments in Talkhīṣ al-Mustadrak. Penelitian ini membahas tentang pemikiran al-Żahabi di bidang hadis. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pemikiran al-Żahabi di bidang hadis dalam kitabnya Talkhīṣ al-Mustadrak. Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan menggunakan pendekatan ilmu hadis dan historis. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kompratif. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa al-Żahabi telah memberikan komentar ilmiah yang tepat terhadap hadis-hadis di dalam kitab al-Mustadrak. Seperti saat ia mendaifkan hadis yang disahihkan oleh al-Ḥākim dari sahabat Sa’d bin Abi Waqqāṣ dalam kitab al-Mustadrak karena semua jalur sanadnya berpangkal pada Ṭalḥah bin Zaid al-Qurasyi yang dinilai daif oleh banyak ulama hadis. Walaupun terdapat pula beberapa kekeliruan dari al-Żahabi dalam penilaiannya. Seperti pada hadis dalam kitab al-Mustadrak pada bab al-Buyu’ yang disahihkan oleh al-Ḥākim berdasarkan kriteria al-Bukhāri dan Muslim, sedangkan al-Żahabi menilainya sesuai dengan syarat Muslim. Namun, setelah diteliti jalur hadis yang diriwayatkan oleh al-Ḥākim berasal dari Muḥammad bin Ṡaur, bukan merupakan rawi Muslim. Adapun jalur hadis hadis di dalam Ṣaḥīḥ Muslim berasal dari Ibnu wahb. Sebagian besar hadis kitab al-Mustadrak tidak dikomentari oleh al-Żahabi. Ia hanya mengutip pentashihan al-Ḥākim terhadap hadis. Diamnya al-Żahabi terhadap pentashihan al-Ḥākim tidak menunjukkan persetujuannya terhadap penilaian tersebut. Ia tidak mengomentari sebagian hadis karena ia belum mengetahui secara pasti status hadis tersebut, dan pada sebagian hadis, ia tidak memberikan komentar karena ia telah menilai rawi hadis tersebut sebelumnya. Sehingga ia tidak lagi mengulangi penilaiannya. Berdasarkan hasil di atas maka para pengkaji hadis yang ingin meneliti kitab al-Mustadrak, untuk mengacu terlebih dahulu pada komentar-komentar al-Żahabi dalam Talkhīṣ al-Mustadrak.
Copyrights © 2024