Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran identitas diri remaja yang berasal dari keluarga dengan orang tua berbeda agama. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis untuk menangkap makna pengalaman subjek secara mendalam. Subjek penelitian terdiri dari tiga mahasiswa yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam observasi dan triangulasi dengan informan terdekat, kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik berdasarkan enam dimensi identitas menurut Santrock yaitu genetik, adaptasi, struktural, dinamis, timbal balik psikologis, dan status eksistensial. Untuk mengidentifikasi pola dan makna dari pengalaman partisipan. Hasil penelitian menunjukkan tiga pola pembentukan status identitas: diffusion (kebingungan identitas dan penghindaran eksplorasi spiritual), foreclosure (komitmen kuat pada satu agama tanpa eksplorasi mendalam), dan achievement (integrasi toleran antara nilai-nilai agama yang berbeda). Dinamika keluarga beda agama turut memengaruhi proses pembentukan identitas, di mana komunikasi terbuka, dukungan emosional, dan toleransi berperan penting dalam membantu remaja mencapai identitas yang matang dan terintegrasi. Temuan ini memberikan kontribusi dalam memahami kompleksitas identitas diri di tengah keragaman keyakinan.
Copyrights © 2025