Dalam penelitian ini, dianalisis pengaruh instrumen kebijakan makroprudensial terhadap stabilitas arus kas operasional Bank Syariah Indonesia (BSI) selama periode 2021-2024, yaitu fase pasca-merger. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda pada 36 observasi triwulanan dari laporan keuangan BSI, penelitian ini mengidentifikasi dampak spesifik dari rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV), Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM Syariah), dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM Syariah). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, namun dengan arah yang negatif dari rasio LTV/FTV (t = -6.366; p < 0.001) dan RIM Syariah (t = -3.395; p = 0.002) terhadap stabilitas arus kas operasional. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan kedua instrumen ini justru berpotensi meningkatkan eksposur risiko kredit dan pembiayaan bermasalah, serta menekan arus kas operasional dalam konteks pasca-merger. Sebaliknya, PLM Syariah menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif (t = 2.061; p = 0.048), menegaskan perannya yang krusial dalam menyediakan cadangan likuiditas yang memadai untuk menjamin kelancaran dan stabilitas pengelolaan arus kas operasional. Secara keseluruhan, model regresi, yang menjelaskan 65,5% variasi dalam Arus Kas Operasional, menyoroti dinamika kompleks antara instrumen-instrumen ini, kualitas manajemen, dan tantangan eksternal yang persisten seperti dinamika ekonomi global dan inflasi.
Copyrights © 2025