Kerajinan rajut adalah lebih dari sekadar kegiatan kreatif, tapi juga salah satu bentuk ekspresi budaya yang tetap berkembang di tengah-tengah masyarakat. Pada zaman sekarang, produk buatan tangan semakin populer karena ciri khas, nilai estetika, serta kesadaran konsumen yang meningkat mengenai isu keberlanjutan. Dalam dinamika kota metropolitan seperti Surabaya, permintaan akan tempat yang dapat menampung aktivitas kreatif, khususnya rajut, semakin mendesak. Dengan demikian, Pusat Kerajinan Rajut didesain untuk mendukung berbagai aktivitas mulai dari pelatihan, produksi, pameran, hingga interaksi komunitas yang bersifat kolaboratif. Perancangan ini menggunakan metode deskriptif melalui studi literatur dan studi kasus lapangan. Penerapan Arsitektur Neo Vernakular diwujudkan pada tatanan lahan yang mengadaptasi skema rumah Jawa, di mana pola hierarki dan keteraturan ruang diolah kembali agar sesuai dengan konteks tapak. Bentuk atap tradisional dimodifikasi dengan material modern untuk tetap mempertahankan identitas lokal sekaligus menjawab kebutuhan fungsional di iklim tropis. Selain itu, penerapan secondary skin bermotif rajut pada fasad bangunan berfungsi ganda, yakni memperkuat karakter budaya lokal sebagai identitas visual serta mengontrol cahaya dan panas matahari guna menciptakan kenyamanan termal di dalam ruang. Dengan demikian, hasil perancangan menunjukkan bahwa konsep Neo Vernakular tidak hanya menghadirkan nilai kearifan lokal, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tuntutan fungsi, estetika modern, dan prinsip keberlanjutan.
Copyrights © 2025