Kebisingan di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor risiko yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan pekerja. Paparan kebisingan yang terjadi secara terus-menerus terbukti berkontribusi terhadap penurunan fungsi pendengaran, gangguan keseimbangan, hingga gangguan tidur. Hasil observasi dan wawancara dengan mitra menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa earmuff atau earplug karena belum terbiasa dalam penggunaannya. Kondisi ini berdampak pada rendahnya kemampuan mendengar dengan baik, terlihat dari beberapa pekerja yang meminta pengulangan pertanyaan saat wawancara, sehingga mengindikasikan adanya gejala awal penurunan fungsi pendengaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja terkait pengendalian kebisingan. Intervensi dilakukan melalui pembuatan media edukasi berupa brosur dan poster, penyuluhan, diskusi interaktif, serta simulasi penggunaan APD dengan pendekatan permainan interaktif. Metode pelaksanaan meliputi pendidikan kesehatan kerja, penguatan pemahaman tentang hirarki pengendalian bahaya kebisingan, serta pengukuran pengetahuan menggunakan instrumen pre-test dan post-test. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan nilai p<0,05, dimana kategori baik meningkat dari 12% menjadi 82% setelah intervensi (kenaikan sebesar 69,6%). Temuan ini menegaskan bahwa penyuluhan disertai simulasi interaktif efektif dalam meningkatkan kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan APD dan pengendalian kebisingan. Disarankan kepada pihak Health, Safety, and Environment (HSE) untuk melakukan survei lapangan secara berkala, melaksanakan pengarahan rutin sebelum bekerja, serta menerapkan reward and punishment sebagai upaya memperkuat budaya keselamatan kerja.
Copyrights © 2025