Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS ECO ENZYME DI KELURAHAN SUKASARI KOTA BANDUNG Kahar, Kahar; Iqbal, Muhamad; Kamaludin, Ade
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v2i2.1737

Abstract

Kota Bandung aktif menerapkan program dalam pengelolaan sampah salah satunya dibentuk program pemerintah kota Bandung, yaitu Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah). Kurangi berarti setiap warga memiliki kesadaran untuk menggunakan kembali barang yang dapat digunakan kembali. Kegiatan selama ini di Kelurahan Sukarasa tidak ada pengolahan sampah. pembuatan sampah buah menjadi Eco enzyme merupakan salah satu solusi penanganan sampah. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana pemanfaatan sampah rumah tangga yang biasa dijadikan sebagai cairan Eco enzyme, sehingga masyarakat mampu mengolah sampahnya sendiri. melakukan pelatihan dan praktek langsung mengenai cara pembuatan menjadi cairan Eco enzyme. tingkat pengetahuan responden mengenai eco enzym pada pretest adalah 33% tingkat pengetahuan baik dan 67% kurang baik setelah dilakukan pelatihan dan dilakukan post test hasil didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai eco enzym setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan adalah 83% tingkat pengetahuan baik dan 17% kurang baik. Terdapat peningkatan pengetahuan responden mengenai pembuatan eco enzym setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan langsung.
Meningkatkan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingnya Perilaku Hidup sehat dan pengelolaan sampah Di Kelurahan Sukarasa, Kota Bandung iqbal; Kahar, Kahar; Kamaludin, Ade
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v3i1.2095

Abstract

A healthy community is a key indicator of a quality and sustainable environment, which is achieved through healthy living behaviors and effective waste management. In Sukasari Village, structured community service efforts are needed by lecturers majoring in Environmental Health to increase community knowledge and awareness about the importance of these two aspects, in order to overcome challenges related to health and waste management that are still high. The method of service implementation begins with a situation analysis and needs identification in Sukasari Village through surveys and interviews, then educational materials on healthy living behavior and waste management are developed and delivered through training, workshops, and practical demonstrations. This program involves the formation of working groups at the RT/RW level for implementation and monitoring, ongoing campaigns, and ends with a comprehensive evaluation to measure behavior change and provide follow-up recommendations, with the hope of creating a cleaner and healthier environment. The community service program in Kelurahan Sukarasa succeeded in significantly improving knowledge, awareness, and practices related to healthy living behavior and waste management, with personal hygiene knowledge rising from 45% to 85% and waste management awareness rising from 30% to 80%. This success highlights the importance of continuing education and community-based approaches in addressing health and environmental issues, which overall help to reduce environmental burdens and improve community well-being. Communities are advised to continue developing and implementing sustainable education programs and participatory approaches to maintain and improve awareness and practices of healthy living and waste management in the community.
Airborne Benzene Concentrations Increase Trans, Trans-Muconic Acid (tt-MA) Levels and Liver Function in Workers in The Manufacturing Industry Kahar; Hasan, Nia Yuniarti; Prijanto, Teguh Budi; Kamaludin, Ade
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol 7 No 1 (Januari 2024)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woh.vi.515

Abstract

The use of benzene as a solvent in the manufacturing industry can be dangerous because it is volatile, toxic, and carcinogenic. Exposure to benzene occurs through inhalation of the chemical in the air, which can enter the human body through the respiratory system. The levels of trans, trans-Muconic Acid (tt-MA), which is used to metabolize benzene, can be affected by the amount of exposure to the chemical. This study aims to determine the differences in exposure to benzene in the air by measuring the tt-MA indicators and liver function of workers in the manufacturing industry. This research uses an observational and cross-sectional approach, with a population of 158 employees from both administration and production units. The sample size for the study is 16 respondents, selected using the consecutive sampling technique. The research instrument uses a questionnaire and examines urine samples using the in-house method. Blood samples are examined using IFCC 37 C. The data is processed using the independent-sample t-test and Pearson correlation. The results show that the level of benzene in the air is below the threshold of 0.5 ppm. However, there is a significant difference in the results of tt-MA and SGOT (p less than 0.05), while the levels of SGPT (p greater than 0.05) show no significant differences. In conclusion, there are differences in the tt-MA and SGOT exposure levels between workers in the production and toxicity units, while SGPT does not show significant differences. It is recommended that the industry maximizes the use of local exhaust ventilation and prohibits smoking.
MENANAM DENGAN METODE HIDROPONIK UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DI KELURAHAN SUKARAME Iqbal, Muhamad; Kahar, Kahar; Kamaludin, Ade
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v3i2.2709

Abstract

Food security ensures everyone has sufficient, safe, nutritious, affordable access to healthy food. To achieve this, four critical dimensions must be met: accessibility, availability, safety and nutritional quality of food. Food security will be disrupted if one of these dimensions is not achieved. Hydroponics, which allows cultivating plants without soil, is an alternative for increasing food security, especially in areas with limited land. In Bandung, with a tropical climate and sufficient water availability, hydroponics can improve agricultural production efficiency and reduce pesticide use. Bandung Ministry of Health Polytechnic, Department of Environmental Health, carries out community service in the Sukarame area to overcome the limited knowledge and skills of the community regarding the use of home gardens, the importance of healthy pesticide-free vegetables, and the application of hydroponics. This program uses a scientific approach with lecture, discussion and field practice methods. The activity began with a survey, followed by briefing students participating in the service regarding hydroponics. Students are then involved in training and field practice. Measurement of residents' knowledge showed a significant increase from pre-test to post-test. Even though 20% of respondents still did not understand the material, these results show that practice-based training effectively increases knowledge. To ensure sustainability, continued assistance and provision of adequate resources is needed.
Tantangan Penanganan Sampah di Kawasan Perkotaan (Studi Kualitatif) Iqbal, Muhamad; Yudha Irianto, Redi; Kamaludin, Ade; Fatmawati, Fatmawati
Jurnal Promotif Preventif Vol 7 No 2 (2024): April 2024: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v7i2.1241

Abstract

Penumpukan sampah yang tidak tertangani akan menyebabkan terjadinya penyakit menular dan estetika kota yang terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendalaman tentang kendala yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat sehingga terjadinya penumpukan sampah dilingkungan Kota Bandung. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilaksanakan pada tingkat rumah tangga, dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup dan puskesmas di Kota Bandung pada bulan Juli-Nopember 2022 dengan jumlah partisipan sebanyak 10 orang. Kemudian dilakukan analisis melalui transkripsi, reduksi, koding, kategorisasi, penyajian data dan interpretasi data untuk mengetahui tantangan pengelolaan sampah diperkotaan. Tingginya jumlah penduduk dan wisatawan sehingga menyebabkan keberadaan sampah disetiap sudut Kota Bandung. Jumlah sampah yang tidak tertangani mencapai 99 ton perhari dikarenakan keterbatasan TPA. Buruknya kesadaran masyarakat akan memilah sampah menjadi penyebab sampah yang membludak. Hal ini dipengaruhi kurangnya sosialisasi program kerja dari dinas terkait, dan tidak ada monitoring dan evaluasi. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pemilahan sampah juga kurangnya sosialisasi dan edukasi program kerja dari pemerintah tentang pengelolaan sampah skala rumah tangga, ditambah dengan keberadaan TPA yang terbatas sehingga keberadaan sampah.
PENDEKATAN GAMES BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA MITIGASI KEBISINGAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR: GAME-BASED LEARNING APPROACH AS A NOISE MITIGATION EFFORT IN THE MANUFACTURING INDUSTRY Kahar, Kahar; Kamaludin, Ade; Iqbal, Muhamad
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2665

Abstract

Kebisingan di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor risiko yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan pekerja. Paparan kebisingan yang terjadi secara terus-menerus terbukti berkontribusi terhadap penurunan fungsi pendengaran, gangguan keseimbangan, hingga gangguan tidur. Hasil observasi dan wawancara dengan mitra menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa earmuff atau earplug karena belum terbiasa dalam penggunaannya. Kondisi ini berdampak pada rendahnya kemampuan mendengar dengan baik, terlihat dari beberapa pekerja yang meminta pengulangan pertanyaan saat wawancara, sehingga mengindikasikan adanya gejala awal penurunan fungsi pendengaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja terkait pengendalian kebisingan. Intervensi dilakukan melalui pembuatan media edukasi berupa brosur dan poster, penyuluhan, diskusi interaktif, serta simulasi penggunaan APD dengan pendekatan permainan interaktif. Metode pelaksanaan meliputi pendidikan kesehatan kerja, penguatan pemahaman tentang hirarki pengendalian bahaya kebisingan, serta pengukuran pengetahuan menggunakan instrumen pre-test dan post-test. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan nilai p<0,05, dimana kategori baik meningkat dari 12% menjadi 82% setelah intervensi (kenaikan sebesar 69,6%). Temuan ini menegaskan bahwa penyuluhan disertai simulasi interaktif efektif dalam meningkatkan kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan APD dan pengendalian kebisingan. Disarankan kepada pihak Health, Safety, and Environment (HSE) untuk melakukan survei lapangan secara berkala, melaksanakan pengarahan rutin sebelum bekerja, serta menerapkan reward and punishment sebagai upaya memperkuat budaya keselamatan kerja.