Latar Belakang: Remaja putri sering mengalami gangguan siklus menstruasi seperti siklus tidak teratur, nyeri, dan perdarahan abnormal. WHO mencatat 75% remaja putri mengalaminya, yang berkaitan dengan status gizi dan anemia. Di Aceh Barat, 34% remaja mengalami anemia dan 14% bergizi kurang. Data awal di SMPN 1 Woyla Barat menunjukkan sebagian besar siswi mengalami siklus menstruasi tidak teratur, yang dapat berdampak pada kesehatan reproduksi dan kualitas hidup di masa depan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui determinan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMPN 1 Woyla Barat, Aceh Barat, pada tahun 2025. Metode penelitian: Desain yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 62 siswi kelas delapan. Hasil penelitian: Tidak ada hubungan aktifitas fisik dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri dengan p-value 1,000 (p>0,05). Ada hubungan anemia dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri dengan p-value 0,000 (p<0,05). Ada hubungan status gizi dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri dengan p-value 0,000 (p<0,05).Kesimpulan: Tidak ada hubungan aktifitas fisik dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri. Namun, ada hubungan anemia dan status gizi dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMPN 1 Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat. Saran: Penting bagi pihak sekolah dan orang tua untuk melakukan pemantauan kesehatan reproduksi remaja, termasuk siklus haid dan status gizi, guna mendeteksi dan menangani masalah kesehatan secara dini.
Copyrights © 2025