Penelitian ini mengkaji representasi wacana keagamaan dalam naskah Nazam Nabi Ibrahim karya Abdul Latief melalui pendekatan analisis wacana kritis model Fairclough dan Wodak. Naskah Nazam Nabi Ibrahim yang dikarang pada tahun 1957 ini merupakan satu-satunya teks nazam di Minangkabau yang mengisahkan kehidupan Nabi Ibrahim disampaikan dalam bentuk nazam. Naskah ini disimpan di Surau Lubuk Landur, Pasaman Barat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan filologi untuk menyediakan teks yang dapat dibaca, serta analisis wacana kritis untuk mengungkap dimensi ideologis dan relasi kekuasaan dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah ini lahir sebagai respons terhadap lima praktik keagamaan yang menyimpang: (1) kesalahan bertauhid dan beribadah (2) niat ibadah keliru (3) praktik meminta kepada kuburan (4) berobat ke dukun (5) kepercayaan takhayul. Naskah ini berfungsi tidak hanya sebagai bentuk kritik internal dari kalangan ulama tradisional, melainkan juga sebagai ikhtiar meluruskan pemahaman tauhid yang telah mengalami penyelewengan dalam praktik keberagamaan masyarakat Minangkabau. Proses distribusi naskah melalui Surau Lubuk Landur dengan cara “dibacakan” oleh seorang guru, sedangkan konsumsi naskah Nazam Nabi Ibrahim dilakukan secara individu-individu tertentu, bukan secara komunal oleh masyarakat luas
Copyrights © 2025