Tujuan penelitian ini adalah mengungkap bagaimana Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di Indonesia membentuk dan mempertahankan identitas keagamaannya melalui wacana yang diproduksi secara institusional, serta bagaimana mekanisme kekuasaan beroperasi dalam proses konstruksi identitas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis dengan kerangka teoretis Michel Foucault, khususnya konsep arkeologi dan genealogi wacana, guna menelaah dokumen-dokumen resmi, pernyataan kebijakan, dan narasi publik yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah periode 2000-2020. Hasil analisis menunjukkan bahwa Muhammadiyah berhasil mengartikulasikan wacana keagamaan progresif yang mendukung demokrasi dan masyarakat sipil, sehingga mewujud kekuatan pendorong bagi perubahan sosial konstruktif. Salah satu wacana terpenting adalah “Islam Berkemajuan”, sebuah narasi yang memungkinkan Muhammadiyah melakukan penyesuaian terhadap modernitas sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip Islam yang fundamental. Secara spesifik, Muhammadiyah tampak mahir melakukan subjektivasi anggotanya agar mempunyai kesadaran kritis terhadap isu-isu sosial, sembari menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dalam ranah publik melalui artikulasi narasi keagamaan nan transformatif.
Copyrights © 2025